Friday, March 10, 2017

Laporan Geomorfologi




LAPORAN FIELDTRIP GEOMORFOLOGI
DAERAH IMOGIRI DAN SEKITARNYA

Description: G:\KKN\LOGO-STTNAS-SELF-rev2.jpg

DI SUSUN OLEH
MARIA KOLUMBA MALI
410014211

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI S1
2014


KATA PENGANTAR






















DAFTAR ISI






















BAB I
 PENDAHULUAN
1.1  Maksud dan Tujuan :
Maksud dan tujuan di adakan fieldtrip geomorfologi adalah untuk memperkenalkan dan membantu pemahaman mahasiswa dalam berbagai bentuk bentang alam yang di pelajari di dalam geomorfologi dan dapat melihat langsung proses yang terjadi di alam atau lapangan, membantu pedalaman materi perkuliahan geomorfologi serta kemampuan analisa praktikan  melihat berbagai bentuk bentang alam yang ada.
Pembuatan laporan fieltrip ini bertujuan sebagai bentuk pertanggung jawaban praktikan yang  telah mengikuti  kegiatan fieltrip, di harakan bahwa praktikan mampu melaporkan hasil pengamatannya di lapangan, dan hal- hal yang di temukan di  lapangan dari  berbagai bentang alam yang di amati, dapat membantu mengulas kembali  pemahaman praktikan  tentang berbagai data  geologi yang di amati langsung di lapangan.
1.2 Letak dan Kesampaian Daerah
Letak lokasi fieltrip berada di daerah Imogiri, Yogyakarta berupa 3 (tiga) stopsite, yaitu
·         lokasi pertama Gumuk Pasir, Parangkusumo, Yogyakarta, lokasi pertama merupakan daerah bentang alam eolian yang berdekatan dengan daerah bentang alam merin di daerah pantai parangtritis, Yogyakarta.
·         Lokasi kedua di daerah Lenteng Satu, Solopamioro, Kab. Bantul, Yogyakarta
Yang merupakan bentang alam stuktural, lokasi ini berada dekat dengan bentang alam fluvial yaitu Kali Oyo yang di lewati sebelum sampai ke lokasi ke kedua.
·         Lokasi ke tiga di daerah tempat wisata Gua Gajah, Lemahabang, Kec.Blingo, Yogyakarta. Yang merupakan daerah bentang alam kars, berupa endokars dan eksokars.
Kesampaian daerah lokasi pengamatan :
Perjalanan menuju lokasi pengamatan di mulai pada pukul 08.00 WIB, untuk sampai ke lokasi pengamatan berangkat menggunakan bus, dari kampus STTNAS Yogyakarta ke lokasi pengamatan pertama memakan waktu sekitar 50 menit, lokasi pengamatan pertama merupakan daerah bentang alam eolian berupa Gumuk Pasir.
























BAB II
DASAR TEORI
2.1 Bentang Alam Fluvial
Bentang alam sungai (fluvial) adalah bentuk – bentuk bentang alam yang terjadi akibat dari proses fluvial. Padaha kenyataannya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air, baik air hujan, mencairnya es, ataupun munculnya  mata air, dan adanya relief permukaan bumi. Air hujan setelah jatuh dipermukaan bumi mengalami evaporasi, merembas kedalam tanah, diserap tumbuh – tumbuhan dan binatang, transpirasi, dan sisanya mengalir dipermukaan sebagai ‘surface run off’. Run off ini dapat segera setelah hujan atapun muncul kemudian melalui proses resapan dulu kedalam tanah sebagai air tanah dan muncul kembali pada mata air.
Stadia sungai :
a. Youth (Sungai Muda)
Terjal, gradient besar dan berarus sangat cepat atau deras .Kegiatan erosi sangat kuat, khususnya erosi kebawah atau vertical .Terdapat air terjun, kaskade, penampang longitudinal takteratur, longsoran banyak terjadi pada tebing – tebingnya.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0vtyd5Sq5i7sTUierWEAQG68le-RxmJaUN5sloaIILky_ya2L2DPzxc9OYefL36_XF9jBLtBKV-RJ-KhzrYzYOPjkj08vEjbfubtYQ7YP_nsJQmbAC14Br_lDDGTbmj1YzkgmFRV8A6HM/s320/1.png

b. Mature (Sungai Dewasa)
Mengalami pengurangan gradient, sehingga kecepatan alirannya berkurang. Daya angkut erosi berkurang. Tercapai kondisi keseimbangan penampangnya ‘graded’ hanya cukup untuk membawa beban (load), terdapat variasi antara erosi dan sedimentasi, terusmemperlebar lembahnya, dan mengembangkan lantai datar.





c. Old Stream (Sungai Tua)
Dataranbanjir, dibantaran yang lebar sungai biasanya mengembangakan pola berkelok (meander), oxbow lakes, alur teranyam, tanggulalam, dan undak-undak sungai menunjukan kondisi ‘graded’.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmJqOB5H36w8v3J-4kjPat7XiS5K4OJth5Y-nEjMFFzlMqrKY4y9mCToiRp8xFrq-UunkBRytONI5Gm0JPwr3kF-qfxxDxJrB0UJwx0J-UlgIFgHBmpUu7aR5btl1BOI-T44vj1aO0SO9J/s320/2.png

Cara pengangkutan muatan hasil Erosi
Menurut Lobeck, ada 3 cara yang dilakukan sungai berdasarkan besar butiran yang terangkut, yaitu :
1. Menggelindingkan muatan erosi didasar sungai, terjadi jika muatan-muatan yang diangkut berbutir besar dengan kecepatan arus  besar digradient.
2. Melompat – lompatkan muatan hasil erosi, terjadi jika muatan – muatan yang diangkut berbutir sedang dengan kecepatan arus sedang.
3. Melarutkan muatan hasil erosi, terjadi jika muatan yang diangkut berbutir halus dengan kecepatan arus lambat.

Siklus Erosi
Siklus erosi sering juga disebut siklus Geografi atau siklus Geomorfologi (geographical or geomorphologic cycle) yang sebenarnya menyangkut tahapan yang dilalui oleh masa lahan demi waktu kewaktu sejak pengangkatan hingga menjadi peneplane.
a. Tahapan muda (youth stage)
Suatu daerah setelah pengangkatan yang cepat dicirikan dengan pengikisan sungai yang tajam dan dalam. Jarak antara sungai satu dengan lainnya dapat berjauhan. Makin lama punggungan antara sungai menjadi menyempit dan menjadi punggungan yang tajam.
b. TahapanDewasa (Mature Stage)
Tebing sungai makin melandai .Puncak – puncak tajam dari punggungannya rendah lebih cepat dari pada kikisan dasar sungai. Relief menjadi berkurang .Punggungan menjadi membulat dan penampang melintang sungai menjadi konkav keatas.

c. TahapanTua (Old Stage)
Lembah dengan penampang terbuka, tanpa dataran banjir, cenderung disebabkan oleh pengangkatan yang lambat sedangkan kehadiran dataran banjir pada dasar lembah yang lebar dengan tebing terjal cenderung terbentuk oleh pengangkatan cepat.
Peneplane
Peneplane adalah bentuk daratan yang hampir rata dengan permukaan air laut disebabkan oleh erosi. Permukaannya tidak rata, tetapi sedikit bergelombang, secara teoritis peneplane merupakan stadia (tingkat) hamper akhir dari daur erosi.

Gradasi Sungai
Perubahan-perubahan terjadi baik dari kemampuan membawa (volume dan kecepatan air) atau dari jumlah beban. Peremajaan di muara sungai karena penurunan muka laut menyebabkan kenaikan gradien dan pengikisan aktif kembali kebawah. Terdapat proses peremajaan. Perubahan–perubahan yang mengganggu keseimbangan dari sungai yang mengalami gradasi akan menyebabkan perubahan yang menuju kepada keseimbangan dari sungai tersebut.

Jenis Genetika Sungai
Sungai yang dalam pembentukannya, sangat dipengaruhioleh proses – proses diastrofisme struktur – struktur geologi yang dihasilkannya, dan lereng – lereng yang menentukan arah alirannya. Beberapa jenis genetika sungai antara lain :
a. Sungai Konsekuen
Apa bila mengalir searah dengan kemiringan mulai dari daerah Kubah, pegunungan blok yang baru terangkat, dataran pantai terangkat mula-mula memiliki sungai konsekuen.
b. Sungai Subsekuen
Mengalir dan membentuk lembah sepanjang daerah lunak. Disebut juga ’strike stream’ karena mengalir sepanjang jurus lapisan.
c. Sungai Obsekuen
Mengalir berlawanan arah dengan arah kemiringan lapisan dan juga berlawanan dengan arah aliran sungai konsekuen. Biasanya pendek dengan gradient tajam, dan merupakan  sungai musiman yang mengalir pada gawir. Umumnya merupkan cabang dari sungai subsekuen.
d. Sungai Resekuen
Mangalir  searah dengan sungai konsekuen dan searah dengan kemiringan lapisan.

e. Sungai Insekuen
Merupakan sungai yang tidak jelas pengendaliannya tidak mengikuti struktur batuan, dan tidak jelas mengikuti kemiringan lapisan. Pola alirannya umumnya dendritik. Banyak menyangkut sungai – sungai kecil.
f. Sungai Superimpos
Merupakan sungai yang mula – mula mengalir diatas suatu daratan alluvial atau dataran peneplain, dengan lapisan tipis yang menutupinya sehingga lapisan dibawahnya tersembunyi. Jika terdapat rejuvenasi maka sungai tersebut kemudian mengikis perlahan-lahan endapan alluvial atau lapisan penutup tersebut dan menyingkapkan lapisan tanpa mengubah banyak pola aliran semula.
g. Sungai  Asteseden
Sungai yang mengalir tetap pada pola alirannya meskipun selama itu terjadi perubahan – perubahan struktur misalnya sesar, lipatan. Ini dapat terjadi jika struktur terbentuk atau terjadi perlahan – lahan.
h. Anaklinal
Dipergunakan untuk sungai anteseden didaerah yang mengalami pengangkatan sedemikian sehingga kemiringannya berlawanan dengan arah aliran sungai.
Pola Pengaliran
Adalah rangkaian bentuk aliran-aliran sungai pada daerah lemah tempat erosi mengambil bagian secara aktif serta daerah rendah tempat air permukaan mengalir dan berkumpul.
ƒ = (lereng, litologi, struktur geologi, vegetasi, peresapan, dan curah hujan) Zona lemah dan bidang diskontinuitas.
Pola pengaliran dipengaruhi oleh:
         Topografi (kelerengan)
         Tingkat Erosi (resistensi batuan)
         Litologi (ukuran butir-pelapukan)
         Struktur geologi (kekar, sesar, lipatan, dan perlapisan batuan)
         Iklim (curah hujan dan vegetasi)
         Infiltrasi (peresapan)
Pola            banyak faktor             mirip/beda tipis
Hal- hal yang berkaitan dengan pola pengaliran :
1.       Pola pengaliran dasar
  1.  Pola pengaliran ubahan
  2.  Bentuk lembah
  3. Tempat mengalirnya sungai 

POLA PENGALIRAN DASAR (basic drainage pattern)
Arthur David Howard (1967): Drainage analysis in geologic interpretation.
Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\scan0006.jpg    Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\scan0006.jpg
POLA PENG-ALIRAN UBAHAN( Howard, 1967 )
      Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg

1.      Pola pengaliran dasar Dendritic
Rangkaian bentuk aliran sungai seperti ranting  po-hon, menyatu pada sungai utama dengan sudut kecil searah aliran. Makna geologi: sedikit di -pengaruhi faktor struktur geologi dan pada material kedap air, dan bertekstur halus. Terdapat pada daerah dengan struktur batuan yang homogen (granit) atau lapisan sedimen horizontal. Pola dendritik seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuan sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan batuan kristalin yang homogen.
                               Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\scan0006.jpg Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9ObGyNbzBBFARO_OLXFBP8WJT-P1StEaX-PcUKJYs5MKixV7mV-KutG3ixGLRyuohoyBjYDyk7Tq7fQSmOtwPEd0KrjH6lFJeoUgz06rcJLyXV4U5NqXeZaBZrOHo_pqm21cs_UkFQ6YB/s1600/4.png

2.      Pola pengaliran ubahan Dendritic: Subdendritic
Berbeda dengan dendritic karena ada sedikit pengaruh struktur geologi.
Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg
3.      Pola pengaliran Ubahan Dendritic: Anastomotic
Rangkaian aliran yang saling mengikat, seperti di daerah dataran banjir, delta, rawa pasang-surut yang arah arus tidak diketahui (tidak mengalir
 Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\SCAN SAYID\Copy (3) of scan0011.jpg Description: D:\2 GEOLOGI INDERAJA\SCAN geoINDERAJA\scan kadek\POLA PENGALIRAN\Copy of Untitled-Scanned-22.jpg
4.      Pola pengaliran ubahan Anastomotic:Braided.
                Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg Description: D:\2 GEOLOGI INDERAJA\SCAN geoINDERAJA\scan kadek\POLA PENGALIRAN\a.jpg
5.      Pola pengaliran ubahan Dendritic: Pinnate
Ditandai oleh banyaknya alur liar yang berdekatan, menya- tu di sungai utama dengan sudut kecil.

Umum pada batuan yang mudah tererosi, teksturnya halus seperti bulu akar.
                          Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg  Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\SCAN SAYID\Copy (2) of scan0011.jpg
6.      Pola pengaliran ubahan Dendritic: Distributary dan Dichotomic .
    Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\foto scan\CROP JADI\Copy of 301 sip.jpgDescription: D:\2 GEOLOGI INDERAJA\SCAN geoINDERAJA\scan kadek\BENTUKLAHAN\VTH (21).jpg
Sungai-sungai yang menyebar dari satu titik  me nyerupai kipas. Umum dijumpai pada kipas
aluvial dan delta .
7.      Pola pengaliran dasar Parallel
     Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\scan0006.jpg  Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\foto scan\CROP JADI\Copy of 301 sip.jpg Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\SCAN SAYID\Copy (2) of scan0011.jpg
Penjajaran sungai-sungai utama, sedangkan anak-anak sungainya  seperti pola dendritik. Pola ini di  kendalikan oleh faktor lereng dan umum pada sayap-sayap lipatan.
8.      Pola pengaliran ubahan Parallel:Subparallel & Colinear :
Dibedakan dari parallel karena faktor lereng dan litologi.
    Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\scan gambar leo\principles of geomorphology\3.tif Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg 
 Pola Colinear 
Colinear: kelurusan aliran yg muncul dan tenggelam pada pematang pasir dan loess

9.      Pola Pengaliran Trellis
Dibentuk oleh sungai-sungai paralel-subparalel dengan cabang-cabang yang pendek, mengalir ke sungai utama dengan su-dut tegak lurus.


Umumnya dikendalikan oleh struktur lipatan dan  intrusi terkekarkan.
                  Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\scan0006.jpg Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglYjnwFd6uCGFR-aik-eEuRGaC5J53dN7t-QmayLWBKkxEM9gzUXZm0kycND0JSUQ6OPmLCtjyHP2VpTn0KRwLGPGyxu5Zi4jU4RHrTLKijLYnI06Rgax5uSvb-AzC8Z-cTYxbv79mS7VI/s1600/6.png
Pola ini merupakan cirri dari sungai yang berada pada batuan yang berlipat dan miring kuat. Sungai – sungai yang lebih besar cenderung mengikuti singkapan dari batuan lunak dan jurus (subsekuen), cabang-cabang sungainya yang masuk dari kiri kanannya adalah berjenis obsekuen atau resekuen. Induk sungai yang memotong arah struktur utama mungkin karena superposisi. Pada pola ini percabangan anak sungai dan sungai utama hamper tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hamper sejajar. Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit.
10.  Pola pengaliran ubahan Trellis: Recurved Trellis dan Directional trellis
Directional trellis: anak sungai yang menuju sungai utama lebih panjang di satu sisi, umumnya di daerah homoklin atau lereng pada beting pantai yang paralel. Recurved trellis: lengkung diujung lipatan menunjam
 Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg
11.  Pola pengaliran ubahan Trellis: Fault  dan Joint Trellis
Fault trellis ditunjukkan oleh daerah yang dikendalikan oleh struktur graben dan horst secara bergantian.
         Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg
Joint trellis akibat perkembangan kekar dan ditandai oleh aliran yang pendek, lurus, dan sejajar


12.  Pola pengaliran dasar Rectangular
                                 Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\scan0006.jpg               Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl-8OP61H70sQImVqvcoddYGkH8Bjg6Uo6t8ATyBwjfrxrdEA6RUK7ORMFi81QU6vEnn-SAHVIaPksfWYvBAPBt8TTbnGsGj-KbdSMrlwachOMqOgW4WqenJ-TFlQMuy9JJ43w0iC9EoVm/s1600/5.png
Dibentuk oleh cabang-cabang sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus. Makna geologinya, umum pada daerah berbatuan  kristalin atau batuan sedimen keras dengan sistem kekar dan sesar yang berkembang dan saling berpotongan.
13.  Pola pengaliran ubahan Rectangular: Angulate
                                             Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg
Pola menyudut ditandai kelokan bersudut tajam , anak sungai berkelit-kelit seperti kawat berduri. Makna geologinya, cabang-cabang kecil sejajar diken-dalikan oleh kekar pada batuan  berbutir dengan kedudukan hampir horisontal.
                                                  Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\SCAN SAYID\scan0012.jpg
14.  Pola pengaliran dasar Radial
                 Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\scan0006.jpg Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp-5RmJYVbFg9pFwyeTFvnDKh4dLSgKPvv8n5k50o5iJzVS8LOMPEjYbBSjgrL8DRIbNDHzOegmycyi7EvVjcnAEVNTSoZNrxejODZoWF3MtLSlUXp9vZp6gM47uFFyFQrQJYjtg854BQ-/s1600/7.png
Rangkaian bentuk aliran sungai yang menyebar dari satu pusat. Pola ini banyak dijumpai pada gunungapi di Indonesia. Terjadi dari banyak sungai jenis konsekuen yang sentrifugal dari suatu puncak, misalnya pegunungan kubah atau gunungapi muda. Cekungan struktur dapat pula membentuk pola aliran radial yang sentripetal ketengah.
15.  Pola pengaliran ubahan Radial: Centripetal (negatif ke cekungan)
Arah aliran menuju pusat depresi, biasanya berhubung- an dengan kaldera.
                        Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\SCAN SAYID\Copy (2) of scan0011.jpg
16.  Pola pengaliran dasar Annular
                   Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\scan0006.jpgDescription: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\SCAN SAYID\scan0012.jpg
Umum berkembang pada struktur kubah, lapisan heterogen, dan tererosi lanjut. Sungai-sungai kecil dikontrol oleh kekar.
17.  Pola pengaliran dasar Multi-basinal
                   Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\scan0006.jpg Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\SCAN SAYID\Copy of scan0011.jpg
Diterapkan untuk semua bentuk depresi, baik pada batuan yang mudah larut (batugamping) maupun akibat erosi dan pengendapan secara glasial dan aeolian.
18.  Pola pengaliran dasar Contorted
                                   Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\scan0006.jpg    
Aliran sungai utama  membalik dengan pola yang kurang teratur, punggungan dan lembah tidak menerus dibanding recurved trellis. Umumnya pada daerah yang  dikontrol struktur geolo-gi, labil, tektonik aktif, dan batuan metamorf.
19.  Pola pengaliran ubahan: Complex,
                Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg 
Pola pengaliran yang berbeda pada daerah yang berde-katan, disebabkan oleh struktur geologi, litologi, atau lereng yang berbeda-beda.

20.  Pola pengaliran ubahan: Compound
                   Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg 
Terdiri dari dua atau lebih jenis pola pengaliran kontemporer  pddaerah yg sama .Misal kombinasi pola radial dan annular yang umum pada daerah kubah.
21.  Pola pengaliran ubahan: Palimsest
        Description: D:\1 KULIAH GEOMORFOLOGI\DATA SCAN\My Scans\2009-11 (Nop)\Copy of scan0006.jpg
Aliran atau sungai tua yang sudah ditinggalkan dan membentuk pola baru atau menjadi dasar bagi pola yang sekarang.
Bentuk lembah dan litologi
  1. Bentuk lembah sempit berdinding terjal seperti huruf V, umumnya disusun oleh batuan berbutir kasar, seperti breksi dan batupasir kasar.
  2. Bentuk lembah agak sempit berdinding agak terjal-landai seperti huruf V landai sampai U agak terjal. Ciri di atas umumnya disusun batuan berbutir sedang, seperti batupasir.
  3. Bentuk lembah landai berdinding landai seperti huruf U landai, umumnya disusun oleh batuan berbutir halus, seperti batulempung.
TEMPAT MENGALIRNYA                                 alluvial stream
        Description: D:\2 GEOLOGI INDERAJA\SCAN geoINDERAJA\scan kadek\PEMETAAN\SCAN NOVAL 2\scan0008.jpg                   bedrock stream
Bedrock stream: aliran sungai yang mengalir di atas batuan dasarnya.
Alluvial stream: aliran sungai yang mengalir di atas endapan alluvial.







2.2  Bentang Alam Kars
Morfogenesa Karst atau bentang alam karst
           Adalah  roman  muka bumi yang terbentuk oleh batugamping yang kaya rongga-rongga akibat pelarutan oleh air dimana  manifestasinya di permukaan bumi berupa kenampakan bukit-bukit kerucut dan sejenisnya, penyaluran permukaan yang jarang dan lebih banyak sebagai sungai bawah permukaan mengalir di lorong-lorong gua. Topografi kars yaitu suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan meninggalkan lembah kering dan muncul kembali di tempat lain sebagai mata air yang besar.
Proses pembentukan bentang alam karst adalah akibat adanya proses karstifikasi dimana proses yang utama adalah proses pelarutan oleh air pada batu gamping. Batu gamping sendiri akan mudah mengalami proses pelarutan apabila terletak dekat dengan permukaan bumi dimana air meteorik maupun air permukaan akan lebih mudah untuk melarutkan dan mengerosi batugamping. Proses pelarutan yang terjadi merupakan proses hidrolisis dengan indikasi adanya pembentukan asam karbonat (H2CO3) yang merupakan senyawa asam yang bersifat korosif. Sifat korosif ini akan mempercepat pelarutan pada batugamping (CaCO3).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_EiKPu5rJsT_2jgle8-z480W2VaOMJyQpTW70t7gIBVQ88nrq67xA51PBohsYFfa8FzETNOoACMPKXiEVdO77uF6iIUkA3-UGHw6eF8u_AOdIfoCW9trLIMl112nEUqkwTGwcvasa0-Iq/s1600/Proses+Pembentukan+Morfologi+Karst.png
Air yang bersifat korosif  memasuki rekahan yan diikuti oleh pelarutan batuan pada zona rekahan. Proses pelarutan ini pada akhirnya akan membentuk sungai bawah tanah dan gua. Air yang menetes pada atap gua akan melakukan pengendapan yang kemudian membentuk speleotherms seperti stalagmit dan stalagtit maupun tiang gua. Pada daerah permukaan doline akan terbentuk dengan cara terjadinya depresi atau runtuhan pada gua karst yang telah terbentuk. Perkembangan gua akan semakin luas dan lebar, kemudian membentuk runtuhan yang akan membuat surupan yang tidak teratur. Gabungan dari dolina akan membentuk uvala.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Bentang Alam Karst :
      1.    Faktor Fisik
Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi :
a.Ketebalan batugamping, yang baik untuk perkembangan karst adalah batu 
gamping yang tebal, dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum habis terlarutkan.Namun yang paling baik adalah batuan yang masif, karena pada batugamping berlapis biasanya terdapat lempung yang terkonsentrasi pada bidang perlapisan, sehingga mengurangi kebebasan sirkulasi air untuk menembus seluruh lapisan.
b.Porositas dan permeabilitas, berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan. Semakin besar porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif.
c.Intensitas struktur (kekar),zona kekar adlah zona lemah yang mudah mengalami pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan berlangsung intensif. Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar berpasangan (kekar gerus), karena kekar tsb berpasangan sehingga mempertinggi porositas dan permeabilitas.Namun apabila intensitas kekar sangat tinggi batuan akan mudah tererosi atau hancur sehingga proses karstifikasi terhambat.
       2. Faktor Kimiawi
a.Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit.
b.Kondisi kimia media pelarut, dalam proses karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi. Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam. Air hujan mengikat CO2di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3). Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.
     
    


      3.    Faktor Biologi
              Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam. Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.
      4.    Faktor Iklim dan Lingkungan
Kondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar yang mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan yang mudah larut (batugamping) yang terkekarkan intensif. Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif.
Bentuk morfologi yang menyusun suatu bentang alam karst dapat dibedakan menjadi 2, yaitu bentuk-bentuk konstruksional dan bentuk-bentuk sisa pelarutan

Bentuk-bentuk Konstruksional

Bentuk-bentuk konstriksional adalah topografi yang dibentuk oleh proses pelarutan batugamping atau pengendapan mineral karbonat yang dibawa oleh air.
Berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
  • Bentuk-bentuk minor
  • Bentuk-bentuk mayor
Bentang alam karst minor adalah bentang alam yang tidak dapat diamati pada peta topografi atau foto udara.Sedangkan bentang alam mayor adalah yang dapat diamati dari peta topografi atau foto udara.
Bentuk-Bentuk Bentang Alam Karst Minor, antara lain :
1. Lapies, yaitu bentuk yang tidak rata pada batugamping akibat adanya proses pelarutan dan penggerusan.
2. Karst split, adalah celah pelarutan yang terbentuk di permukaan.
3. Parit karst, yaitu alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit, yang juga sering dianggap karst split yang memanjang sehingga membentuk parit.
Description: Parit Karst
4.Palung karst, adalah alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, terbentuk karena proses pelarutan, kedalaman lebih dari 50 cm. biasanya pada permukaan batuan yang datar atau miring rendah dan dikontrol oleh struktur yang memanjang.
5. Speleotherms, adalah hiasan pada gua yang merupakan endapan CaCO3  yang mengalami presipitasi pada air tanah yang membawanya masuk ke dalam gua. (Stalaktit, stalakmit)


                                         Description: SpeleothermsSpeleotherms

6. Fitokarst, adalah permukaan yang berlekuk-lekuk dengan lubang-lubang yang saling berhubungan, terbentuk karena adanya pengaruh aktivitas biologis yaitu algae yang tumbuh di dalam batugamping. Algae menutup di permukaan dan masuk sedalam 0,1 – 0,2 mm dan menghasilkan larutan asam sehingga melarutkan batugamping.
Bentuk-Bentuk Bentang Alam Karst Mayor, antara lain :
1.      Surupan (doline)
Dolina yaitu depresi tertutup hasil pelarutan dengan diameter mulai dari beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalaman bisa sampai ratusan meter dan mempunyai bentuk bundar atau lonjong.
Description: Dolina

Menurut Cvijic, bentuk doline dibedakan menjadi:
  • Doline Mangkok: perbandingan lebar dan kedalaman 10:1 dan kemiringan lereng doline berkisar antara 100-120 
  • Doline Corong: diameter dua atau tiga kali kedalamannya dan lereng doline berkisar antara 300-400 
  • Doline sumuran: diameter lebih kecil dari kedalamannya, lereng vertikal
Menurut Bogli (1980) berdasarkan cara pembentukan (genetik), doline dibedakan menjadi:
  • Doline pelarutan: terbentuk oleh pelarutan yang terkonsentrasi akibat keberadaan kekar, pelebaran pori-pori batuan, dijumpai di sebagian besar awal proses karstifikasi
  • Doline aluvial: hampir sama dengan doline pelarutan tetapi batugamping tertutup oleh endapan aluvial, cekungan terjadi karena aluvium terbawa ke sistem drainase bawah permukaan
  • Doline amblesan: terjadi karena lapisan batugamping ambles perlahan-lahan karena di bawah lapisan batugamping terdapat rongga
  • Doline runtuhan: terbentuk akibat goa/saluran dekat permukaan runtuh akibat tidak mampu menahan atapnya
2.      Uvala Uvala merupakan doline majemuk, yaitu gabungan dari beberapa doline.Ukuran uvala menurut Sweeting berkisar antara 500-1000 meter dengan kedalaman 100-200 meter. Cockpit juga dapat dikategorikan sebagai uvala. Uvala juga dapat berkembang dari lembah permukaan
3.      .Polje 
Polje merupakan istilah di Karst Dinaric yang berasal dari bahasa Slovenia yang berarti ladang yang dapat ditanami.Isitilah ini di negara asalnya sebenarnya tidak berhubungan dengan bentuklahan karst. Polje merupakan cekungan yang lebar, dasar yang rata, drainase karstik, bentuk memanjang yang sejajar dengan struktur lokal, dasar polje adalah batuan tersier. Polje bisa merupakan perkembangan dari uvala
Ciri-ciri polje:
Dasar yang rata berupa batuan maupun tertutup sedimen
  • Cekungan tertutup yang dibatasi perbukitan pada kedua sisi atau salah satu sisinya
  • Mempunyai drainase karstik
  • Dasar yang rata mempunyai lebar minimum 400 meter

Description: Klasifikasi Polje
Klasifikasi Polje
Klasifikasi Polje:
  • Polje perbatasan: terbentuk apabila sistem hidrologi didominasi oleh sistem alogenik
  • Polje struktural: terbentuk oleh patahan dengan dasar berupa batuan impermeabel
  • Polje baselevel: terbentuk pada stadium akhir perkembangan karst
4. Jendela karst,     adalah lubang pada atap gua  yang menghubungkan dengan udara luar, terbentuk karena atap gua runtuh.
5. Lembah karst,  adalah lembah atau alur yang besar, terbentuk oleh aliran permukaan yang mengerosi batuan yang dilaluinya. Ada 4 macam lembah karst, yaitu :
  • Allogenic valley, lembah karst dengan hulu pada batuan kedap air (bukan batugamping) yang kemudian masuk ke dalam daerah karst.
  • Blind valley, lembah karst yang alirannya tiba-tiba hilang karena masuk ke dalam batuan.
  • Pocket valley, yaitu lembah yang berasosiasi dengan mata air yang besar dan keluar dari batuan kedap air (bukan batugamping) yang berada di bawah lapisan batugamping.
  • Dry valley, lembah yang mirip dengan lembah fluviatil tetapi bukan sebagai penyaluran air permukaan karena air yang masuk langsung meresap ke batuan dasarnya (karena banyak rekahan)
6.Gua, adalah ruang bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan cukup besar bila dilalui oleh manusia.
7.Terowongandan jembatan alam, adalah lorong di bawah permukaan yang terbentuk oleh pelarutan dan penggerusan air tanah.
Bentuk-bentuk Sisa Pelarutan
Yang dimaksud dengan sisa pelarutan adalah  morfologi yang terbentuk karena pelarutan dan erosi sudah berjalan sangat lanjut sehingga meninggalkan sisa erosi yang khas pada daerah karst.

Macam-macam morfologi sisa antara lain :

Description: Gunung Sewu Kegelkarst
Gunung Sewu Kegelkarst
1. Kerucut karst (Kegelkarst), adalah bukit karst yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi.
2. Menara karst (Turmkarst), adalah bukit sisa pelarutan dan erosi yang berbentuk menara dengan lereng yang terjal tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yang lainnya dan dikelilingi dataran aluvial.
      c.    Pelarutan pada kedua zona terus berjalan sehingga pada fase ini mulai terbentuk kerucut-kerucut karst pada zona B. Pada kerucut karst ini tingkat pelarutan/erosi vertikalnya lebih kecil dibandingkan lembah di sekitarnya.
       d.    Karena adanya erosi lateral oleh sungai maka zone A berada pada batas permukaan erosi dan pada zona B erosi vertikal telah berjalan lebih lanjut sehingga hanya tinggal beberapa morfologi sisa saja, morfologi sisa ini disebut menara karst.




2.3 Bentang Alam Marine
Geomorfologi asal marin merupakan bentuk lahan yang terdapat di sepanjang pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai. Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga dipengaruhi oleh:
1.Struktur,tekstur,dan komposisi batuan.
2. Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar pantai tersebut.
3. Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus laut.
4. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme, pelipatan, patahan, dan sebagainya.
5. Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme yang ada di laut.
Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai tempat wisata yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah. Apabila masyarakat mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan, maka akan muncul pemikiran-pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati keindahannya meskipun sudah mengalami perubahan.
A. PENGERTIAN DAERAH PANTAI
Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis pantai dapat dibedakan menjadi beberapa pengertian, yaitu:
1. Pantai (Shore)
Shore adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi dan terendah.
Keterangan: a = permukaan air tertinggi, b = permukaan air terendah, c = shore (pantai)
2. Garis Pantai (Shoreline)
Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan permukaan air. Garis batas ini selalu berubah-ubah sesuai dengan permukaan air laut.Garis pantai tertinggi terjadi pada saat terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai terendah terjadi pada saat terjadi pasang surut serendah-rendahnya.
3.Pantai Depan (Foreshore)
Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang terletak di antara garis pasang naik tertinggi dengan garis pasang surut terendah.
4. Pantai Belakang (Backshore)
Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di antara pantai depan (foreshore) dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air apabila terjadi gelombang pasang yang besar. Dengan demikian daerah ini akan kering apabila tidak terjadi gelombang pasang yang intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini biasanya terdapat pada daerah pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.
5. Pesisir (Coast) dan Garis Pesisir (Coastline)
Coast adalah daerah pantai yang tidak menentu dan cenderung meluas ke daratan. Sedangkan coastline adalah garis batas laut yang tetap dari pesisir.Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas yang tidak begitu besar pada daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan daerah pantai terjal.
6. Endapan Pantai (Beaches)
Beaches merupakan endapan hasil kegiatan laut yang terdapat di pantai. Menurut tempat terjadinya, beaches ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Endapan bawah pantai depan (lower forest beach), merupakan jenis endapan yang terdapat di bagian bawah pantai depan. Endapan ini juga merupakan hasil dari kegiatan gelombang dan arus litoral.
b. Endapan atas pantai depan (upper foresher beach), merupakan jenis endapan pantai yang terdapat pada bagian atas pantai depan. Endapan pantai ini terbentuk karena hasil kegiatan gelombang.
c. Endapan pantai belakang (backshore beach), merupakan jenis endapan pantai yang terdapat pada pantai belakang yang sempit. Endapan pantai ini merupakan gabungan dari hasil kegiatan gelombang yang besar, aliran air dari gelombang pasang naik setinggi-tingginya, angin, serta aliran sungai
yang membawa material batuan ke pantai belakang tersebut



B. KLASIFIKASI PANTAI
Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan.Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus laut.
Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)
Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman. Disebut pantai tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air yang sekarang.Untuk mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari keadaan pantainya.Naik turunnya permukaan air laut selama periode glasial pada jaman pleistosin menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang sangat besar.Selain itu, penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman daratan.Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan permukaan air laut.Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan pesisir.
Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang tenggelam dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai yang berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut. Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:
a. Lembah sungai yang tenggelam
Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.
b. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam
Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es.Ciri khas dari bagian pantai yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam, dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai.Pantai fjords ini terbentuk apabila daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan sebagainya.
c. Bentuk pengendapan sungai
Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: (1) Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut; (2) Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah sungai mengalami banjir; (3) Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat di daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.
d. Bentuk pengendapan glasial
Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.
e. Bentuk permukaan hasil diastrofisme
Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps (bidang patahan), fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks. Setelah mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung menjadi pantai.
f. Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api
Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung ke luar.
2. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)
Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan permukaan air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:
a. Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
b. Terdapatnya teras-teras gelombang
Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat di mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air.
c. Terdapatnya gisik (beaches)
Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.
d. Terdapatnya laut terbuka
Laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.
e. Garis pantai yang lurus (straight shoreline)
Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.
3. Pantai yang Netral (Neutral shoreline)
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).
4. Pantai Majemuk (Compound shorelines)
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.

















2.4  Bentang Alam Struktural
Bentang alam struktural merupakan kenampakan morfologi yang pembentukannya dikontrol sepenuhnya oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. struktur yg dominan merupakan struktur sekunder, atau struktur yg terbentuk setelah batuannya ada. struktur2 ini dapat berupa sesar, lipatan dan kekar.  Kenampakan pada peta topografi yg dpt dgnakan untuk interpretasi daerah tsb adlh mrupakan b.alam struktural antara lain :
1.      Pola Penyaluran
pola – pola khusus yang ada pada daerah menunjukan adanya struktur yg bekerja pada daerah tersebut, smisal sungai yg membelok tiba2, atau adanya pola trellis dan sub dendritik.
Description: http://alfaruka.files.wordpress.com/2012/03/gg.jpg?w=188
2.      lineament
lineament atau pola kelurusan dlm hal ini dpt ditunjukkan dari penampakan punggungan (ridge), lembah, bukit, yg bisa di interpretasikan adanya struktur geologi yg bekerja.
3. bentuk bukit , lembah
4. perubahan aliran sungai




Macam – macam bentang alam structural :
1. Escarpments (Gawir Sesar)
Merupakan bentang alam berbentuk bukit yang salah satu lerengnya merupakan bidang sesar. Morfologi ini dicirikan oleh bukit memanjang dengan perbedaan ketinggian yang cukup ekstrim antara bagian yang datar dan bagian bukit.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR8K8v0c480cSGid2VBkytfkfGCDG3H1tSr94-LQaUV4pEoTNylcaX8_2v9Op2MO2YxQ5hJTHbVu2zoOcWC5zALSJ_ik634CK7n0lhVY9zlYdletiufps8MBSJV47w-HDd4sFMhZBUM70/s400/Igneous_Escarpments_-_geograph.org.uk_-_652989.jpg
Escarpments
2. Pressure Ridge (Bukit Tertekan)
Merupakan bentang alam berbentuk bukit yang terjadi akibat gaya yang bekerja pada suatu sesar mendatar. Akibat gaya tekan tersebut batuan yang berada sepanjang patahan akan naik keatas sehingga membentuk seperti bukit.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdQVsKtgZEU4fU92BbqEHGoM-s7UvSRctJ0v8h6Bu1Xcsisfcr5GOVuldTODXJJIp1v7ydpYsCvazUv0VArCY4fxI-M79dvBMecKWNnB4v62YNwo2Tc8us3LL8kpJJID0KbShF-WfquOU/s400/safsouthskyridge.jpg
Pressure Ridge

3. Sag Basin (Cekungan Kantong)
Merupakan bentang alam yang terbentuk dari hasil sesar mendatar (strike slipe fault) berbentuk cekungan. Sag basin merupakan pasangan dari pressure ridge.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqfzYJ2avMVlfq7RsNmGf0yNtfmC4lLqjmDKvipTCDocA7WQ18H8ykHOMH_NqXnfP9R0qluQTW3wVdjtAMelgkegcrkjjB5pv6XPafPS66PWVcp6b-u6fFOAg-bt2V58d1PLZElCh12Rw/s400/sagbasin.jpg
Sag Basin California
4. Shutter Ridge (Bukit Terpotong)
Merupakan bentang alam yang biasanya terdapat di zona sesar mendatar. Shutter ridges terjadi bila salah satu sisi bidang sesar merupakan bagian permukaan tanah yang tinggi dan pada sisi lainnya merupakan bagian permukaan yang lebih rendah. Akibat pergeseran ini dapat menghasilkan penyumbatan aliran sungai.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgna2d2Ct2jsp80NKaoEF4Qd2wkZZOg0Of_IG9Ho5vvUs4Hj4jbrcs8_Lmo8mLGbMxhyphenhyphentx_jEugHeqf4DLfqTyO0_kGKp_ZNPyQFgE-eBV_KbDQmBwcn8DyuPOer9HoJ8uJqpWNGy7pcSE/s400/geomorphology_el_paso_peaks.v2.png
Shutter Ridge
5. Stream Offset (Sungai Zigzag)
Merupakan sungai yang arah alirannya berbelok  secara tiba-tiba mengikuti bidang patahan.Morfologi ini disebabkan oleh pergeseran bukit di zona sesar mendatar.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq7m3D0aNc-7us4y-NYO8K-g8MuINUuKKSzI4rV9srrqNrCweQhXNJlsddGmdtQQZw9GNM8zzdCV01G5bTrM-M-V2Aw37Vi1stvAv7p5enVaUdcwR1vLKo1a4NzqVMr1MCPmXDJREwxFo/s400/stroff.jpg
Stream Offset
6. Folded Mountain (Bukit Lipatan)
Bukit lipatan adalah bentang alam yang tersusun oleh batuan sedimen yang terlipat akibat gaya endogen dan   membentuk struktur sinklin dan   antiklin. Morfologi ini dicirikan oleh susunan perbukitan dan lembah yang berpola sejajar. 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0wuo2ML7h0Q94q31HJini09OXmzfqVBEOsWU3ILvfnX1IKMZS9NR4lioq4zBW7yDYnix2LIz7okxlQT5BPQs41D-QTS6BHLV5pAq-QEECbMkw2IYuAUDqWBNBp_1jgTpa5ar2lZuIJkE/s400/7L95-3b_SM-Lewis_Thrust_fold.jpg
Folded Mountain
7. Anticlinal Ridges (Bukit Antiklin)
Merupakan bentang alam yang berbentuk bukit yang telah mengalami perlipatan membentuk struktur antiklin. Morfologi antiklin umumnya dijumpai di daerah cekungan sedimen yang telah mengalami pengangkatan dan perlipatan. Bukit antiklin diklasifikasikan kedalam golongan geomorfik muda, artinya proses eksogen pada bentukkan ini belum sampai merubah bentuk awalnya yang berupa bukit.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdw8NQ7p-SExAdeeQPwsflMS7kvV4Ri9ijOi96jIaTIuRHt6SRc4ptUJ7ufM0ULGjEhdtgqryJYNG9pUKZwRdXcv6HZ7exMHxf4UbC3aFaVhPrACrQAvZGWJwz4MKbrp5v7bJON4xgTxk/s400/Anticline-1024x682.jpg


8. Anticlinal Valley (LembahAntiklin)
Merupakan bentang alam yang berbentuk lembah yang diapit oleh sepasang bukitan tiklin.Lembah antiklin diklasifikasikan kedalam geomorfik dewasa, artinya proses eksogen yang terjadi pada bentukkan ini telah merubah bentuk aslinya yang semula berbentuk bukit dan berubah menjadi lembah.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmoZ8-5DNHPXsEw8X-MOnVE2fQ7CEmf4LNIgne5BZzPS8kXj6s94a7jYI7e7dmVQHQOumQq1uuNPR1QT1RT8INSd2iE-n4njgg_-vGzZCJ3qiG7iVRZuXNXN-33APeWNbeotJBk0o8G0Y/s400/l_v_anticline.jpg

Anticlinal Valley

9. Synclinal Ridges (Bukit Sinklin)
Merupakan bentang alam yang berbentuk bukit, tersusun atas batuan sedimen yang membentuk struktur sinklin. Synclinal Ridges diklasifikasikan kedalam morfologi geomorfik dewasa artinya proses eksogen telah merubah struktur aslinya yang awalnya lembah menjadi bukit. Dalam geomorfologi bentukkan ini sering disebut juga topografi terbalik (reverse topographic).

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilx_cUgDppDqTXvrmg3Pc7kbqDSfuY9QpKul9cqPEuGWlhkbWm0DWCkVORcq3ibXiGE6u_8-JTPWFEfx53x1FFjjGASXjQboLGTkmvtRQmzmR_qK5Nq70sVI13qoVWyTtkO08tV1DlGAA/s400/Struc12.jpg
Sinclinal Ridge
10. Synclinal Valley (Bukit Sinklin)
Merupakan bentang alam yang berbentuk lembah yang tersusun dari batuan sedimen dengan struktur sinklin. Morfologi ini termasuk dalam kategori geomorfik muda, artinya proses eksogen belum sampai merubah struktur  aslinya yang berupa lembah menjadi bukit.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh56a-s4JmSU314lKtMqyl1GRnzQM-dhWhpY8dD5xoKG_ot6ZVp_ptSLPrwE6cMpZgv8U4AJTKE2lRgWmMcPBcXUkK9K47fJ13oam2wuwjP5VSpPpSByXxQ4QfN74PN9F-yy9XK0r9sV0g/s400/valley-small.jpg
Sinclinal Valley
11. Plateau (Plato)
Merupakan bentang alam berbentuk dataran yang menyerupai meja dan tersusun atas batuan yang perlapisannya horizontal.

Plateu banyak dijumpai pada daerah yang kondisi geologinya stabil tidak terlalu terpengaruh gaya tektonik (pengangkatan/perlipatan).

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTjhKavvXuQVfYc5YXtU1egTB9dI1w12ec9RQhSRHdi3jiyk9uPICJNzXKDM6Ogf9AJKugyve-wf7jGtyoD9wEAKk1Q1l_STih34wYeOr0TdG7bLiKpjqdEwFo382s58p_G2A8d0BE0sQ/s400/how-to-avoid-a-weight-loss-plateau.jpg
Plateau

12. Hogback (Hogbag)
Merupakan bentang alam yang berbentuk bukit yang memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan dan memiliki kemiringan lebih dari 45 derajat.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl0ZGRxTtiTotT1TwkEa5gxhbI1bJLUSHtWstTPzHh8gieQZsaBFJ4b4cncrXKkfGtr-p9_VrmDVkydn-yfCbRVFlbFa0xjuOsl7BF3BXMA-cXdh59LdEVL1ldKshahdcm2lUjw6ibHcw/s400/Hogback+Mountain+With+Rainier+Just+Visible.JPG
Hogback
13. Mesa 
Merupakan bentang alam yang berbentuk dataran dan dikontrol oleh struktur perlapisan mendatar dengan elevasi lebih tinggi dari sekitarnya. Mesa hampir sama dengan plateu, hanya ukurannya  yang relatif lebih kecil.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2t-ICBW_kNqb7GgzBcT7o2bryoF0jVfLhcLavYHcZxL6GfwgK1nDklSt-ozTvCq4ld-ZTleVUbh8Mx8oG6solrgzEfAz8JpndkhyaTOlJZiDsgfNqDO-eN52hWLwQxyChDJg2GyWfOto/s400/003.JPG mesa


14. Monoclinal Ridges (Bukit Monoklin)
Merupakan bentang alam yang berbentuk bukit dan tersusun dari batuan sedimen dengan arah kemiringan yang seragam.Monoklin dapat berupa bagian sayap dari sebuah antiklin dan sinklin.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNXaXjCJ0YfI5j0ON6IfhHrgvE3HZmSsqGPzHuYGg2i4olfZcrIWzWZ_Klsv_M6JOT0lqwYpYWjvbTagMXCHfLk2Y5S5u3NxVQKJzwqgel6gMhhrCWXyQlzmD2MPgxGJaz-IM7v1Kv45c/s400/monocline.jpg
Monocline
15. Block Faulting Ridges (Perbukitan Patahan)
Merupakan bentang alam yang terdiri dari bukit-bukit yang dibatasi oleh  bidang patahan.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjplmcOv7sMzPLAEZDhNu-r-rqVofOwf7D4eSfLGvK0290NYP6y3uk2adpOuOfIZJXTrznnswTsDJgmzCOjolsaDXEyvlTVbx6fUUOkcdWsUmWEWp6TJG30KOyHOS_-rTX4l1xpO6bVkvQ/s400/sjf5.jpeg
Block Faulting

16. Horst danGraben
Horst merupakan bentang alam yang berbentuk bukit dipisahkan dengan morfologi lainnya oleh bidang patahan sedangkan graben adalah bentukkan depresi yang dipisahkan dengan morfologi lainnya oleh bidang patahan.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw438X7bLalThGRz2Bl2I6bPTBJAKDVquhrx-YrEyIlhTbHzyQDuDh3fS5vYbUrUDTld72GtMQykaaT2VvJLBNs6wNwQYd8Vke4_Lidsni12QLkhzMaw2Hhs3jbye8VmPGilPQFiiQ_8Q/s400/hrstgrab.jpg
Horst and Graben
17. Intrusive
Merupakan bentang alam berbentuk bukit terisolir yang tersusun oleh batuan beku dan genesanya dikontrol oleh aktivitas magma. Bukit intrusi awalnya berada dibawah permukaan bumi dalam bentuk laccolith kemudian tanah diatasnya tererosi dan menyisakan batuan intrusif yang lebih keras.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCBPQsXa0lG7-G_Jfyf3nw-_9nwnutdcNOhwatH2wx-uQq4ikAJEWY1VdUrRKR3FK-Rv2DwfeeiJAIe_z-fX29yUHjBCv9UL7KUFbaS6ljLAj9V1V2TEtYvckB_y4tYSJvsoEH8MNoRbo/s400/Yosemite_20_bg_090404_Jon_Sullivan_PD.jpg
Intrusive Ridges














2.5  Bentang Alam Eolian
Bentang alam eolian merupakan bentang alam yang dibentuk karena adanya aktivitas angin.
Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir. Terjadinya gurun pasir sendiri lebih diakibatkan karena adanya pengaruh iklim dan bukan merupakan hasil khusus dari agen geologi tertentu.
1. PROSES-PROSES OLEH ANGIN
            Angin, meskipun bukan sebagai agen geomorfik yang sangat penting (topografi yang dibentuk oleh angin tidak banyak dijumpai ), namun tetap tidak dapat diabaikan. Proses-proses yang disebabkan oleh angin meliputi erosi, transportasi dan deposisi.
Erosi oleh Angin  Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua macam, yaitu deflasi dan abrasi atau korasi.
Deflasi adalah proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh angin. Sedangkan abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.
Transportasi oleh Angin
Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan cara transportasi oleh air, yaitu secara melayang (suspesion) dan menggeser di permukaan (traction).
Secara umum partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa secara menggeser di permukaan (traction). Pengangkutan secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling).
Pengendapan oleh Angin
Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka material-material (pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.
MACAM-MACAM BENTANG ALAM EOLIAN
Dilihat dari proses pembentukannya, bentang alam eolian dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
  1. bentang alam akibat proses erosi oleh angin
  2. bentang alam akibat proses pengendapan oleh angin.


Akibat Proses Erosi  
Proses erosi oleh angin  dibedakan menjadi 2, yaitu deflasi dan abrasi. Bentang alam yang disebabkan oleh proses erosi ini juga dibedakan menjadi 2, yaitu bentang alam hasil proses deflasi dan bentang alam hasil proses abrasi.
Bentang Alam Hasil Proses Deflasi
            Bentang alam hasil proses deflasi dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :
  1. Cekungan deflasi (deflation basin)
  2. Lag gravel
  3. Desert varnish
 Cekungan deflasi (deflation basin)
            Cekungan deflasi merupakan suatu cekungan yang diakibatkan oleh angin pada daerah yang lunak dan tidak terkonsolidasi atau material-material yang tersemen jelek. Cekungan terbentuk akibat material yang ada dipindahkan oleh angin ke tempat lain.
            Contoh cekungan ini terdapat di Gurun Gobi, yang terbentuk karena batuan telah diurai oleh adanya pelapukan. Cekungan ini mempunyai ukuran antara 300 meter sampai lebih dari 45 kilometer panjangnya, dan dari 15 meter sampai 150 meter dalamnya.
b. Lag gravel
            Deflasi terhadap debu dan pasir yang ditinggalkan merupakan material yang kasar (granule, pebble, dan fragmen-fragmen yang besar), disebut lagstone. Akumulasi seperti itu dalam waktu yang lama bisa menjadi banyak dan menjadi lag-gravel atau bahkan sebagai desert pavement, dimana sisa-sisa fragmennya berhubungan satu sama lain saling berdekatan.
c. Desert varnish
            Beberapa lagstone yang tipis, mengkilat, berwarna hitam atau coklat dan permukaannya tertutup oleh oksida besi, dikenal sebagai desert varnish.
Fenomena Hasil Proses Abrasi
            Fenomena hasil proses abrasi atau korasi :
  1. Bevelad stone
  2. Polish
  3. Grooves
  4. Sculpturing (Penghiasan)
a. Bevelad stone
            Beberapa sisa batuan yang dihasilkan oleh abrasi angin yang mengandung pasir akan membentuk einkanter atau dreikanter yang dalam Bahasa Inggris disebut single edge atau three edge.
            Einkanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang mempunyai kedudukan tetap dengan arah angin yang tetap (konstan). Dreikanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang posisinya overturned akibat perusakan pada bagian bawah dengan arah angin yang tetap atau dapat juga disebabkan oleh arah angin yang berganti-ganti terhadap pebble yang mempunyai kedudukan tetap sehingga membentuk bidang permukaan yang banyak.
b. Polish
            Polish ini terbentuk  pada batuan yang mempunyai ukuran butir halus digosok oleh angin yang mengandung pasir (sand blast) atau yang mengandung silt (silt blast), yang mempunyai kekuatan lemah, sehingga hasilnya akan lebih mengkilat, misalnya pada kuarsit, akibat erosi secara abrasi akan lebih mengkilat.
c. Grooves
            Angin yang  mengandung pasir dapat juga menggosok dan menyapu permukaan batuan membentuk suatu alur yang dikenal sebagai grooves. Pada daerah kering, alur yang demikian itu sangat jelas. Alur-alur tersebut memperlihatkan kenampakan yang sejajar dengan sisi sangat jelas.
d. Sculpturing(Penghiasan)
            Banyak perbedaan bentuk topografi diakibatkan oleh kombinasi pelapukan dan abrasi angin. Termasuk disini adalah batujamur (mushroom rock), yaitu batu yang tererosi oleh angin yang mengandung pasir, sehingga bentuknya menyerupai jamur (mushroom)
Bentang Alam
Hasil Pengendapan Angin
            Hasil proses pengendapan ini dibedakan menjadi 2, yaitu :
  1. Dune
  2. Loess

Diagram yang menunjukkan arah dan gerak angin selama proses pembentukan barchan
d. Seif
            Seif adalah longitudinal dune yang berbentuk barchan dengan salah satu lengannya jauh lebih panjang akibat kecepatan angin yang lebih kuat pada lengan yang panjang. Misalnya di Arabian Sword, seif berassosiasi dengan barchan dan berkebalikan antara barchan menjadi seif. Perubahan yang lain misalnya dari seif menjadi lee dune.
e. Tranversal Dune
            Tranversal dune terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang banyak dan kering, angin bertiup secara tetap, misalnya pada sepanjang pantai. Pasir yang banyak itu akan menjadi suatu timbunan pasir yang berupa punggungan atau deretan punggungan yang melintang terhadap arah angin.
f. Complex dune
            Conplek dune terbentuk pada daerah dengan angin berubah-ubah, pasir dan vegetasinya agak banyak. Barchan, seif dan tranversal dumne yang berada setempat-setempat akan berkembang sehingga menjadi penuh dan akan terjadi saling overlap sehingga akan kehilangan bentuk-bentuk aslinya dan akan mempunyai lereng yang bermacam-macam. Keadaan ini disebut sebagai complex dune.
            Menurut Emmons (1960, dalam Thornbury, 1969), dune ini biasanya mempunyai ketinggian antara 6 m sampai 20 m, tetapi beberapa dune dapat mencapai ketinggian beberapa puluh meter. Sedangkan kecepatan bergerak atau berpindahnya berbeda-beda tergantung pada kondisi daerahnya. Biasanya tidak lebih dari beberapa meter per tahun, tetapi ada juga yang samp0ai 30 m per tahun.
Tabel pembentukan dune (Bloom : 339)
Loess
            Daerah yang luas yang tertutup material-material halus dan lepas disebut Loess. Beberapa endapan Loess yang dijumpai di Cina barat mempunyai ketebalan sampai beberapa ratus meter. Sedangkan di tempat lain kebanyakan endapan loess ini hanya mencapai beberapa meter saja. Beberapa endapan loess menutupi daerah yang sangat subur.
            Penyelidikan secara mikroskopis memperlihatkan bahwa loess berkomposisi partikel-partikel angular, dengan diameter kurang dari 0,5 mm. Terdiri dari kuarsa, feldspar, hornblende, dan mika.
            Kebanyakan butiran-butiran tersebut dalam keadaan segar atau baru terkena pelapukan sedikit. Kenampakan ini menunjukkan bahwa loess tersebut merupakan hasil endapan dari debu dan lanau yang diangkut dan diendapkan oleh angin.

Description: C:\Users\win 7\Downloads\gambar bentang alam\pembentukan-bukit-pasir.jpg













BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1  Bentang Alam Eolian
Lokasi             :
Waktu             :
Hari/Tanggal :
Cuaca             :
Deskripsi atau pengamatan ;
Bentang lahan eolian, merupakan bentang alam yang di pengaruhi oleh angin.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan bentang alam eolian berupa gumuk pasir adalah :
Ø  Suplai material : suplai material yang membentuk gumuk pasir parangkusumo berasal dari pantai parangtritis dan Gunung Merapi berupa hasil erosi, berupa suplai pasir yang kontinue ( terus- menerus )
Mengalami proses transportasi melalui media air ( sungai ) yakni kali opak dan terendapkan di muara, karena gelombang laut maka material pasir tadi akan terbawa ke darat.
Ø  Intesitas sinar matahari yang cukup : material yang mengalami proses transportasi dan di di endapkan di muara mendapat penyinaran yang baik sehingga material pasir  tersebut kering dan dapat mengalami trasportasi kembali atau terbawa ke tempat lain.
Ø  Angin ( kecepatan angin ) : kecepatan angin berpengaruh terhadap proses pembentukan gumuk pasir, kecepatan angin berkaitan dengan pengangkutan material pasir ketempat dimana ia terendapkan bila kecepatan anginnya tinggi maka dapat banyak material pasir yang di angkut dan di pindahkan dan terendapkan ke suatu tempat yang memungkinkan sebagai tempat terbentuknya gumuk pasir, sebaliknya bila kecepatan angin rendah maka akan cukup sulit mengankut atau memindahkan material pasir yang ada. Dalam pembentukan gumuk pasir Parangkusumo berupa angin dari tenggara ke barat laut.
Ø  Ada faktor penghalang : factor penghalang yang di maksudkan  dapat berupa vegetasi dan perbukitan terjal, rumah , yang dapat menghalangi perpindahan material pasir sehingga material tersebut hanya terus menumpuk atau terendapkan di satu tempat. Karena angin tidak mampu lagi membawa material pasir dan terendapkan di daerah pengamatan yang terbentuk berupa gumuk pasir parangkusumo.
Yang dapat di kaitkan dengan terbentuknya gumuk pasir parangkusumo yakni bersifat konstrusional : membangun, yaitu dapat terlihat seperti daerah gumuk pasir parangkusumo, sifat yang berlawanan adalah destruksional yaitu menggerus seperti kenampakan batuan seperti jamur yang mengalami  pengikisan diakibatkan erosi oleh angin.
Bentang alam merine dapat juga berpengruh pada pembentukan gumuk pasir parangkusumo, di mana daerah gumuk pasir letaknya cukup dekat dengan pantai parangtritis, berkaiatan dalam menbantu proses pemasokan material pasir dan proses transportasi atau pengangkutan material pasir tersebut.
Bentuk – bentuk gumuk pasir  yang di pengaruhi oeleh arah angin :
Ø  Barcan      : yaitu arah angin berasal dari sisi yang landai
Ø  Trasfersal : yaitu arah angin tegak lurus dari punngung gumuk pasir
Ø  Parabolic : yaitu arah angi yang berasal dari sisi yang terjal
Ø  Longitudinal : yaitu arah angin sejajar dengan arah anginya
Ø  Starjunes : yaitu arah angin yang dating dari arah yang berbeda – beda.
Pada daerah Gumuk Pasir Parangkusumo bentuk gumuk pasir yang di bentuk berupa barcan yaitu berupa arah angin dari tenggara ke batar laut
Vegetasi yang berkembang berupa vegetasi jenis berduri, mempunyai lapisan lilin, dan dapat hidup di daerah gumuk pasir .
Morfogenesa : gumuk pasir yang di bentuk berupa barcan, dengan arah angin dari tenggra ke barat laut, dengan suplai material dari Gunung Merapi yang tererosi dan mengalami pelapukan lalu tertransport melalui media air berupa kali opak dan di endapkan di muara lalu oleh gelombang laut dan melalui media angin terbawa kedarat dan terendapkan di sutu tempat.
Slop :



Sketsa :
     Description: C:\Users\Nurul Putrianti\Pictures\Untitled.jpg


















3.2  Bentang Alam Struktural
Lokasi                                   :
Waktu                                   :
Hari/Tanggal                        :
Cuaca                                   :
Deskripsi atau pengamatan ;
Beda tinggi                         : ± 50 m
Bentuk sudut                      :   
Proses eksogenik               : ada
·         Tingkat pelapukan             : sedang
·         Tingkat erosi                     : rendah
·         Tingkat sedimentasi          : rendah
·         Tingkat transportasi          : rendah




No comments:

Post a Comment