Thursday, March 9, 2017

sedimentologi dan stritigrafi




LAPORAN RESMI
PRATIKUM SEDIMENTOLOGI DAN STRATIGRAFI



Oleh    :
RIZKY MAULANA
410015079
LABORATORIUM GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2016/2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
            Syukur Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah kesehatan kepada kita . shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW , keluarga , dan pengikut nya .
            Pertama tama saya terimakasih kepada :
1.      Allah S.W.T
2.      Ke dua Orang Tua
3.      Ketua STTNAS Yogyakarta Bapak Ir.H.Ircham,M.T
4.      Ketua Jurusan Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta Ibu Winarti , ST, MT
5.      Dosen Pengampu Sedimentologi dan stratigrafi Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta Ibu Herning Dyah Kusuma W ., ST.,M.Eng
6.      Assisten Dosen Pratikum Sedimentologi dan stratigrafi Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta
Akhir nya saya berharap semoga laporan pratikum ini dapat bermanfaat . mohon maaf bila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini . Terimakasih .
Wassalammualaikm wr.wb


YOGYAKARTA , 30 Oktober 2016


                                                                        RIZKY MAULANA
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
1.2  Maksud dan Tujuan
a.Analisa Granulometri
b.Analisa Bentuk Krakal
c.Analisa Komposisi Butir Sedimen
BAB II Lokasi (letak & kesampaian)
            2.1 Lokasi (data utama ditambah data pendukung)
            2.2 Kesampaian (data utama ditambah data pendukung)
BAB III Dasar Teori
            3.1 Analisa Granulometri
            3.2 Analisa bentuk krakal
            3.3 Analisa komposisi butir sedimen
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Keadaan lokasi utama dan pendukung (foto , arah sungai , keadaan system DAS sungai)”visual & narasi”


4.2 Hasil Granulometri
·         Hasil perhitungan dan grafik dari data utama dan data pendukung
·         Interpretasi data utama dan data pendukung
4.3 Hasil analisa bentuk butir krakal
·         Hasil perhitungan dan garfik dari data utama dan data pendukung
·         Interpretasi data utama dan data pendukung
4.4 Hasil analisa bentuk butir kerakal
·         Hasil perhitungan dan grafik dari data utama dan data pendukung
·         Interpretasi data utama dan data pendukung
4.5 Interpretasi mekanisme sedimentasi pada system sungai data utama dan data pendukung
BAB V penutup
            5.1 Kesimpulan
            5.2 Kritik & Saran
Daftar Pustaka






BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sedimentologi dan stratigrafi adalah ilmu pengetahuan mineralogi menitik beratkan pada studi tentang melakukan analisis sedimen dan stratigrafi di laboratorium maupun di lapangan khusus nya .
Selain itu sedimentology dan stratigrafi merupakan metode analisis dasar terhadap data geologi (batuan , struktur , endapan) yang berkembang di ilmu geologi .
1.2  Maksud dan Tujuan
1.2.A Maksud :
                  Memisahkan fraksi butiran pasir pada ukuran (diameter) butir tertentu
    Tujuan :
Menentukan harga harga median diameter , koefisien sortasi ,   skewness dan kurtosis
1.2.B Maksud :
·         Menentukan dan mengukur panjang sumbu a,bdan c
·         Menentukan volume fragmen
·         Identifikasi bentuk fragmen
·         Menentukan harga sphrericity dan roundness
Tujuan :
·         Mengetahui tingkat abrasi
·         Mengetahui jarak dan lama nya transportasi
·         Mengetahui mekanisme pengankutan dan media pengankut
·         Mengetahui tingkat resistensi
1.2.C Maksud :
Melakukan identifkasi partikel penyusun sedimen silisiklastik berukuran pasir


            Tujuan :
Mengetahui tipe batuan (rock type) , interpretasi batuan sumber , tingkat kedewasaan , proses proses geologi yang berperan terhadap pembentukan dan deposisi sedimen berdasarkan komposisi penyusun nya .












BAB II
LOKASI (Letak & Kesampaian)

2.1 Lokasi
            1. Lokasi Hulu (data utama)
Lokasinya terletak di kali kladuan Desa.minormatani Kec.condongcatur.

2. Lokasi Tengah (data pendukung)
Lokasinya terletak di daerah istimewa yogyakarta, bantul, piyungan, jalan sitimulyo segoroyoso.
3. Lokasi Hilir (data pendukung)
Lokasinya terletak di Kec.imogiri Desa sriharjo Kab.bantul (kali opak)








2.2 Kesampaian
            2.2.1 Kesampaian lokasi hulu (data utama)
            Pengambilan sampel pada hari kamis tanggal 29 september 2016. Berangkat dari kampus STTNAS pada pukul 16.00 wib dan tiba di lokasi pada pukul 16.20 wib, dengan menggunakan kendaraan waktu yg ditempuh dalam perjalanan selama 20 menit. Jarak dari kampus sampai lokasi 1 km
            2.2.2 Kesampaian lokasi tengah (data pendukung)
            Pengambilan sampel pada hari kamis tanggal 29 september 2016. Berangkat dari kampus STTNAS pada pukul 15.00 wib dan tiba di lokasi pada pukul 15.35 wib, dengan menggunakan kendaraan waktu yang ditempuh dalam perjalanan selama 35 menit. Jarak dari kampus sampai lokasi 13 km.
            2.2.3 Kesampaian lokasi hilir (data pendukung)
            Pengambilan sampel pada hari rabu tanggal 30 september 2016. Berangkat dari kampus STTNAS pada pukul 13.00 wib dan tiba di lokasi pada pukul 14.30 wib, dengan menggunakan kendaraan waktu yang ditempuh dalam perjalanan selama 90 menit. Jarak dari kampus sampai lokasi 20 km.







BAB III
Dasar Teori
3.1 Analisa Granulometri
Ukuran butir sedimen penting dalam beberapa hal . Ukuran butir mencerminkan :
·         Resistensi partikel terhadap pelapukan ,erosi dan abrasi .Partikel –partikel yang lunak seperti batu gamping dan fragmen-fragmen batuan makin lama makin mengecil , bahkan partikel kuarsa yang besar dan resistensi akan terabrasi dan berubah ukuran nya .
·         Proses transportasi dan deposisi seperti kemampuan air , angin untuk menggerakkan dan mengendapkan partikel .

Material-material yang di angkut oleh media pengankut (air,angin) akan terdistribusi menjadi berbagai macam ukuran butir seperti gravel (boulder , cable , dan peblle) , pasir dan mud (lanau , lempung) . Distribusi ukuran butir ini menunjukkan :
·         Terdapatnya bermacam-macam ukuran butir dari batuan asal nya
·         Proses yang terjadi selama sedimentasi terutama kompetensi aliran (kemampuan arus untuk membawa suatu beban sesuai ukuran nya . jika ada beban yang lebih berat dari kemampuan arus membawa maka beban tersebut
Dengan banyak nya variasi ukuran butir tersebut maka perlu diadakan klasifikasi ukuran butir . di kenal beberapa klasifikasi ukuran butir yang di buat oleh beberapa ahli . diantara beberapa klasifikasi ukuran butir yang ada , skala penentuan ukuran butir yang di ajukan oleh J.A Udden dan C.K Wentworth yang sering di gunakan , selanjut nya di sebut skala Udden-Wentworth sebagai skala geometri (1,2,4,8….) . pada perkembangan selanjut nya di tambah skala aritmetik (1,2,3,4…) sebagai unit phi () oleh W.C Krumbien , dimana phi merupakan transformasi logaritma dari skla Udden-Wentworth yaitu  , dengan d adalah ukuran butir dalam mm .
Tabel Skala dan Konversi Ukuran Butir (modofikasi Wentworth , 1922 dalam Boggs , 2006)
Metode Cara Garfis
·         Koefisien Sortasi (SO)
·         Skewness (Sk)
·         Kurtosis (K)

3.2 Analisis Bentuk Krakal
Tekstur sedimen mencakup ukuran butir , bentuk morfologi butir dan hubungan antar butirnya . Dari parameter ukuran butir akan diketahui bagaimana koefisiensi sortasi , distribusi nya dan variasi ukuran butir (kurtosis dan sekwness) . berdasar hubungan antar butir diketahui tingkat kompaksi , kemas , kontak antar butir dan porositas nya . sedangkan dari bentuk butir dapat diketahui bagaimana proses yang telah berlangsung sehingga merubah bentuk morfologi butir nya . bentuk butir merupakan fungsi dari litologi , ukuran partikel mekanisme dan waktu atau durasi dari transportasi , energy dari media yang mentrasnpot (contoh nya : air , angin) , serta sejarah transportasi dan deposisi .  
·         Pengukuran Bentuk Butir
·         Bentuk (shape atau form)
·         Sphericity ()
·         Roundness (Rd)










3.3 Analisa Komposisi Butir Sedimen
            Komposisi batuan seperti hal nya tekstur dan struktur sedimen merupakan property mendasar dari batuan sedimen . pada umum nya di pergunakan istilah mineralogy untuk merujuk dan mengidentifikasi seluruh partikel atau butiran dalam batuan . batuan atau sedimen silisiklastik adalah batuan yang tersusun oleh detrital yang berasal dari batuan yang telah ada sebelum nya yang tertransportasi dan terdeposisi melalui proses fisik . jenis partikel rombakan (detrital) berasal dari proses disitegrasi fisika-kimia dari batuan asal (parent rock) . sebagian besar detrital tersebut adalah partikel terrigenous silisiklastik yang di hasilkan oleh proses pelapukan yang tersusun oleh mineral resisten atau fragmen batuan atau mineral sekunder seperti mineral lempung dan juga hasil vulkanisme yang menghasilkan partikel piroklastik dari luar cekungan pengendapan . beberapa detrital dapat pula merupakan partikel nonklastik , seperti contohnya fragmen cangkang atau klastika karbonat yang terbentuk dalam cekungan akibat ada nya gangguan pada masa terumbu oleh gelombang .
            Menurut Folk (1968) kelimpahan butiran (mineral) dalam batuan sedimen di pengaruhi oleh factor :
·         Ketersediaan
·         Daya tahan mekanik
·         Stabilitas kimiawi partikel
Selain itu factor lain yang dapat berpengaruh adalah :
·         Iklim
·         Relief daerah asal batuan sumber
·         Proses sedimentasi


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Lokasi utama dan pendukung (foto,arah sungai,keadaan system DAS sungai) “visual dan narasi”
·         Lokasi HULU (data utama) daerah nya di daerah desa minomartani kec.condong catur di kali kladoan , lokasi nya agak curam tapi masih bisa di jangkau ,arah sungai nya menurun ke bawah , arus sungai nya masih deras dan keadaan system DAS nya merupakan system sungai orde 1




·         Lokasi tengah (data pendukung) keadan lokasi nya masih bisa di jangkau dan untuk arah sungai nya sudah mulai agak “mendatar” dan arus sungai nya agak deras , keadaan system DAS nya merupakan system sungai orde 2 ,merupakan pertemuan kali kuning dan kali opak







·         Lokasi Hilir (data pendukung) desa sariharjo kec.imogiri keadaan lokais nya masih bisa di jangkau dan bisa dibilang sungai nya termasuk stadia tua dimana aliran sungai nya banyak terdapat gosong sungai , arus sungai nya sudah mulai tenang karena tidak ada dorongan lagi , keadaan system DAS nya termasuk sungai induk karena dimana sungai tempat penampunga air hujan dari atmosfir
 








4.2 Hasil Granulometri
·         Hasil Data HULU
NO.AYAKAN
NO.MESH
Ǿ (mm)
UKURAN BUTIR
TERTAMPUNG
BERAT FRAKSI
% BERAT
FREKUENSI KUMULATIF
1
20
0,850
>0,850
27 gram
27,054%
27,054
2
40
0,425
0,850 <x> 0,425
47,9 gram
47,995%
75,049
3
60
0,250
0,425 <x> 0,250
17,3 gram
17,334%
92,383
4
80
0,180
0,250 <x> 0,180
5,2 gram
5,210%
97,593
5
100
0,150
0,180 <x> 0,150
1,6 gram
1,603%
99,196
6
200
0,075
0,150 <x> 0,075
0,7 gram
0,701%
99,987
7
>200


0,1 gram
0,100%
99,997











∑= 99,8gram


·         Hasil Data Tengah
NO.AYAKAN
NO.MESH
Ǿ (mm)
UKURAN BUTIR
TERTAMPUNG
BERAT FRAKSI
% BERAT
FREKUENSI KUMULATIF
1
20
0,850
>0,850
20 gram
20,08%
20,08
2
40
0,425
0,850 <x> 0,425
30 gram
30,12%
50,2
3
60
0,250
0,425 <x> 0,250
30 gram
30,12%
80,32
4
80
0,180
0,250<x> 0,180
2,4 gram
2,41%
82,73
5
100
0,150
0,180 <x> 0,150
10 gram
10,04%
92,77
6
200
0,075
0,150 <x> 0,075
6,5 gram
6,52%
99,29
7
>200


0,7 gram
0,70%
99,99




∑= 99,6gram


·         Hasil Data Hilir
NO.AYAKAN
NO.MESH
Ǿ (mm)
UKURAN BUTIR
TERTAMPUNG
BERAT FRAKSI
% BERAT
FREKUENSI KUMULATIF
1
20
0,850
Ø  0,850
28,1 gram
28,2%
28,2
2
40
0,425
0,850 <x> 0,425
44,2 gram
44,4%
72,6
3
60
0,250
0,425 <x> 0,250
16,2 gram
16,3%
88,9
4
80
0,180
0,250 <x> 0,180
7,9 gram
7,9%
96,8
5
100
0,150
0,180 <x> 0,150
1,1 gram
1,1%
97,9
6
200
0,075
0,150 <x> 0,075
1,3 gram
1,3%
99,2
7
>200
<0,075

0,7 gram
0,7%
99,9











∑= 99,5gram












·         Interpretasi data utama dan data pendukung
HULU
Tekstur butir sedimen di daerah hulu yang paling dominan berukuran besar dan bentuk nya masih meruncing very angular- angular-sub angular, agen transportasi nya adalah air karena masih di daerah sungai , proses deposisi nya terjadi karena arus sudah tidak bisa membawa partikel sedimen yg ukuran nya besar sehingga partikel di endapkan di daerah hulu .
            TENGAH
Tekstur butir sedimen di daerah tengah yang paling dominan berukuran sedang-kecil  dan bentuk nya dari angular- sub angular-sub rounded ,agen transportasi nya adalah air karena masih di daerah sungai , proses deposisi nya terjadi karena arus sudah tidak bisa membawa partikel sedimen yg ukuran nya lebih besar sehingga partikel di endapkan di daerah tengah , di bawah hulu dan di atas hilir .
            HILIR
Tekstur butir sedimen di daerah hilir yang paling dominan berukuran kecil-sedang dan bentuk nya sub rounded-rounded , agen transportasi nya adalah air karena masih di daerah sungai , proses deposisi nya terjadi karena di daerah ini arus sudah tenag tidak ada dorongan atau gaya lagi sehingga partikel sedimen di endapkan di daerah hilir atau dekat pantai seperti delta .





4.3 Hasil analisa bentuk butir kerakal
·         Hasil Data Hulu
NO.
CONTOH
VOL.2-VOL.1
BENTUK
SUMBU
b/a
c/b
Roundness
(kebundaran)
Sph
L=a
I-b
S=c
1
170 ml
Triaxial
7,59
4,22
2,66
0,55
0,63
Low sphericity rounded
0,58
2
40 ml
Prolate
10,23
6,28
4,49
0,61
0,71
Low sphericity sub rounded
0,67
3
70 ml
Equaxial
5,98
5,52
4,62
0,92
0,83
High sphericity rounded
0,86
4
100 ml
Prolate
7,66
4,69
4,37
0,61
0,93
Low sphericity rounded
0,80
5
90 ml
Equaxial
7,69
5,38
3,96
0,70
0,75
Low sphericity sub rounded-rounded
0,72




NO.
CONTOH
VOL.2-VOL.1
BENTUK
SUMBU
b/a
c/b
Roundness
(kebundaran)
Sph
L=a
I-b
S=c
6
90 ml
Equaxial
7,04
4,83
3,82
0,69
0,79
High sphericity sub angular-sub rounded
0,75
7
90 ml
Equaxial
6,73
5,93
4,58
0,88
0,77
High sphericity sub rounded-rounded
0,80
8
60 ml
Equaxial
5,67
5,13
3,99
0,90
0,78
High sphericity rounded
0,81
9
130 ml
Oblate
8,67
6,69
4,28
0,77
0,64
High sphericity rounded
0,67
10
80 ml
Equaxial
6,17
5,16
4,87
0,84
0,94
High sphericity sub angular-sub rounded
0,90



NO.
CONTOH
VOL.2-VOL.1
BENTUK
SUMBU
b/a
c/b
Roundness
(kebundaran)
Sph
L=a
I-b
S=c
11
100 ml
Equiaxial
7,06
5,93
4,08
0,84
0,69
High sphericity sub rounded
0,74
12
10 ml
Equiaxial
7,03
6,64
4,87
0,94
0,73
High sphericity sub rounded
0,80
13
80 ml
Prolate
7,86
4,63
3,63
0,59
0,78
Low sphericity sub angular-sub rounded
0,71
14
120 ml
Equiaxial
8,03
6,14
4,57
0,76
0,74
Low sphericity sub rounded-rouded
0,75
15
120 ml
Equaxial
8,36
4,99
4,48
0,60
0,90
Low sphericity sub rounded
0,78



NO.
CONTOH
VOL.2-VOL.1
BENTUK
SUMBU
b/a
c/b
Roundness
(kebundaran)
Sph
L=a
I-b
S=c
16
140 ml
Equiaxial
7,38
6,93
4,98
0,94
0,72
High sphericity sub rounded
0,78
17
110 ml
Equiaxial
8,53
5,39
4,06
0,63
0,75
Low sphericity sub rounded
0,71
18
150 ml
Equiaxial
7,43
5,86
5,33
0,79
0,91
High sphericity sub rounded
0,87
19
140 ml
Equiaxial
6,92
6,03
5,89
0,87
0,98
High sphericity sub rounded
0,94
20
160 ml
Equaxial
8,59
6,42
5,83
0,75
0,91
High sphericity sub rounded
0,85





·         Hasil Data Tengah
NO.
CONTOH
VOL.2-VOL.1
BENTUK
SUMBU
b/a
c/b
Roundness
(kebundaran)
Sph
L=a
I-b
S=c
1
40 ml
Oblate
4,5
5,2
3,2
1,15
0,61
High sphericity sub angular
0,892
2
70 ml
Oblate
5,6
7,6
3,4
1,35
0,60
Low sphericity sub rounded
0,647
3
60 ml
Prolate
6,9
4,5
3
0,652
0,66
Low sphericity rounded
0,578
4
60 ml
Equiaxial
4,2
5,7
4,8
1,35
0,84
High sphericity sub angular
0,987
5
100 ml
Oblate
4,9
10,1
3,6
2,061
0,35
Low sphericity rounded
0,639





·         Hasil Data Hilir
NO.
CONTOH
VOL.2-VOL.1
BENTUK
SUMBU
b/a
c/b
Roundness
(kebundaran)
Sph
L=a
I-b
S=c
1
80 ml
Equiaxial
5,89
4,18
4,50
0,70
1,07
Sub angular
0,94
2
25 ml
Prolate
5,43
2,74
2,90
0,50
1,05
Angular
0,83
3
105 ml
Equiaxial
5,99
5,82
4,40
0,97
0,75
Very angular
0,82
4
70 ml
Equiaxial
7,10
5,73
3,90
0,80
0,68
Sub rounded
0,72
5
100 ml
Equaxial
7,89
5,29
4,07
0,67
0,76
Sub angular
0,73










·         Interpretasi data utama dan data pendukung
HULU


















4.4 Hasil analisa komposisi butir sedimen
·         Hasil Data Hulu
No. Medan Pandang
Mineral Ringan
Roundness
Kuarsa (Q)
Feldspar(F)
Batuan Fragmen(L)
Jumlah
1
10
5
6
21
Very angular
Very angular
Very angular
Very angular
Very angular
Angular
Very angular
Very angular
2
5
5
19
29
3
6
5
12
23
4
3
4
17
24
5
23
21
83
127
6
31
24
27
82
7
25
12
21
58
8
18
17
22
57
9




10




JUMLAH
121
93
207
421

NO.
MINERAL
FREKUENSI
%
SIMP.BAKU
%+SIMP.BAKU
1
Kuarsa
121
28,74
4,3
33,04
2
Feldspar
93
22,1
4
26,10
3
Lithik
207
49,17
4,9
54,07





∑=113,21




·         Hasil Data Tengah
No. Medan Pandang
Mineral Ringan
Roundness
Kuarsa (Q)
Feldspar(F)
Batuan Fragmen(L)
Jumlah
1
11
4
13
28



Low sphericity sub angular




2
4
3
12
19
3
7
6
7
20
4
6
2
5
13
5
5
3
24
32
6
24
18
25
67
7
13
15
45
73
8




9




10




JUMLAH
70
51
131
252

NO.
MINERAL
FREKUENSI
%
SIMP.BAKU
%+SIMP.BAKU
1
Kuarsa
70
27,78
2,5
30,28
2
Feldspar
51
20,24
2
22,24
3
Lithik
131
52
3,4
55,40





∑=107,92





·         Hasil Data Hilir
No. Medan Pandang
Mineral Ringan
Roundness
Kuarsa (Q)
Feldspar(F)
Batuan Fragmen(L)
Jumlah
1
2
4
50
56



Low sphericity sub rounded




2
9
6
70
85
3
15
9
88
112
4
8
3
75
86
5
13
7
75
95
6
11
10
70
9
7




8




9




10




JUMLAH
58
39
428
525

NO.
MINERAL
FREKUENSI
%
SIMP.BAKU
%+SIMP.BAKU
1
Kuarsa
58
11,05
3%
14,05%
2
Feldspar
39
7,43
2%
9,45%
3
Lithik
428
81,5
3%
84,5%





∑=108





·         Interpretasi data utama dan data pendukung



















4.5 Interpretasi mekanisme sedimentasi pada system sungai data utama dan data pendukung


No comments:

Post a Comment