LAPORAN RESMI
PRATIKUM SEDIMENTOLOGI
DAN STRATIGRAFI
Oleh :
RIZKY MAULANA
410015079
LABORATORIUM GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI
TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb
Syukur
Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan anugerah kesehatan kepada kita . shalawat dan salam selalu tercurah
kepada nabi Muhammad SAW , keluarga , dan pengikut nya .
Pertama tama saya terimakasih kepada
:
1. Allah
S.W.T
2. Ke
dua Orang Tua
3. Ketua
STTNAS Yogyakarta Bapak Ir.H.Ircham,M.T
4. Ketua
Jurusan Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta Ibu Winarti , ST, MT
5. Dosen
Pengampu Sedimentologi dan stratigrafi Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta Ibu
Herning Dyah Kusuma W ., ST.,M.Eng
6. Assisten
Dosen Pratikum Sedimentologi dan stratigrafi Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta
Akhir
nya saya berharap semoga laporan pratikum ini dapat bermanfaat . mohon maaf
bila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini . Terimakasih .
Wassalammualaikm
wr.wb
YOGYAKARTA , 30 Oktober 2016
RIZKY
MAULANA
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
1.2 Maksud
dan Tujuan
a.Analisa Granulometri
b.Analisa Bentuk Krakal
c.Analisa Komposisi Butir Sedimen
BAB II Lokasi (letak
& kesampaian)
2.1 Lokasi (data utama ditambah data
pendukung)
2.2 Kesampaian (data utama ditambah
data pendukung)
BAB III Dasar
Teori
3.1 Analisa Granulometri
3.2 Analisa bentuk krakal
3.3 Analisa komposisi butir sedimen
BAB IV Hasil dan
Pembahasan
4.1
Keadaan lokasi utama dan pendukung (foto , arah sungai , keadaan system DAS
sungai)”visual & narasi”
4.2
Hasil Granulometri
·
Hasil perhitungan dan
grafik dari data utama dan data pendukung
·
Interpretasi data utama
dan data pendukung
4.3
Hasil analisa bentuk butir krakal
·
Hasil perhitungan dan
garfik dari data utama dan data pendukung
·
Interpretasi data utama
dan data pendukung
4.4
Hasil analisa bentuk butir kerakal
·
Hasil perhitungan dan
grafik dari data utama dan data pendukung
·
Interpretasi data utama
dan data pendukung
4.5
Interpretasi mekanisme sedimentasi pada system sungai data utama dan data
pendukung
BAB V penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Kritik & Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sedimentologi
dan stratigrafi adalah ilmu pengetahuan mineralogi menitik beratkan pada studi
tentang melakukan analisis sedimen dan stratigrafi di laboratorium maupun di
lapangan khusus nya .
Selain
itu sedimentology dan stratigrafi merupakan metode analisis dasar terhadap data
geologi (batuan , struktur , endapan) yang berkembang di ilmu geologi .
1.2 Maksud
dan Tujuan
1.2.A Maksud :
Memisahkan
fraksi butiran pasir pada ukuran (diameter) butir tertentu
Tujuan :
Menentukan harga harga median diameter ,
koefisien sortasi , skewness dan
kurtosis
1.2.B Maksud :
·
Menentukan dan mengukur
panjang sumbu a,bdan c
·
Menentukan volume
fragmen
·
Identifikasi bentuk
fragmen
·
Menentukan harga
sphrericity dan roundness
Tujuan
:
·
Mengetahui tingkat
abrasi
·
Mengetahui jarak dan
lama nya transportasi
·
Mengetahui mekanisme
pengankutan dan media pengankut
·
Mengetahui tingkat
resistensi
1.2.C Maksud :
Melakukan
identifkasi partikel penyusun sedimen silisiklastik berukuran pasir
Tujuan :
Mengetahui
tipe batuan (rock type) , interpretasi batuan sumber , tingkat kedewasaan ,
proses proses geologi yang berperan terhadap pembentukan dan deposisi sedimen
berdasarkan komposisi penyusun nya .
BAB II
LOKASI (Letak &
Kesampaian)
2.1 Lokasi
1. Lokasi Hulu (data utama)
Lokasinya
terletak di kali kladuan Desa.minormatani Kec.condongcatur.
2. Lokasi Tengah (data pendukung)
Lokasinya
terletak di daerah istimewa yogyakarta, bantul, piyungan, jalan sitimulyo
segoroyoso.
3. Lokasi Hilir (data pendukung)
Lokasinya terletak
di Kec.imogiri Desa sriharjo Kab.bantul (kali opak)
2.2 Kesampaian
2.2.1
Kesampaian lokasi hulu (data utama)
Pengambilan sampel pada hari kamis
tanggal 29 september 2016. Berangkat dari kampus STTNAS pada pukul 16.00 wib
dan tiba di lokasi pada pukul 16.20 wib, dengan menggunakan kendaraan waktu yg
ditempuh dalam perjalanan selama 20 menit. Jarak dari kampus sampai lokasi 1 km
2.2.2
Kesampaian lokasi tengah (data pendukung)
Pengambilan sampel pada hari kamis
tanggal 29 september 2016. Berangkat dari kampus STTNAS pada pukul 15.00 wib
dan tiba di lokasi pada pukul 15.35 wib, dengan menggunakan kendaraan waktu
yang ditempuh dalam perjalanan selama 35 menit. Jarak dari kampus sampai lokasi
13 km.
2.2.3
Kesampaian lokasi hilir (data pendukung)
Pengambilan sampel pada hari rabu
tanggal 30 september 2016. Berangkat dari kampus STTNAS pada pukul 13.00 wib
dan tiba di lokasi pada pukul 14.30 wib, dengan menggunakan kendaraan waktu
yang ditempuh dalam perjalanan selama 90 menit. Jarak dari kampus sampai lokasi
20 km.
BAB III
Dasar Teori
3.1 Analisa
Granulometri
Ukuran butir
sedimen penting dalam beberapa hal . Ukuran butir mencerminkan :
·
Resistensi partikel
terhadap pelapukan ,erosi dan abrasi .Partikel –partikel yang lunak seperti
batu gamping dan fragmen-fragmen batuan makin lama makin mengecil , bahkan
partikel kuarsa yang besar dan resistensi akan terabrasi dan berubah ukuran nya
.
·
Proses transportasi dan
deposisi seperti kemampuan air , angin untuk menggerakkan dan mengendapkan
partikel .
Material-material
yang di angkut oleh media pengankut (air,angin) akan terdistribusi menjadi
berbagai macam ukuran butir seperti gravel (boulder , cable , dan peblle) ,
pasir dan mud (lanau , lempung) . Distribusi ukuran butir ini menunjukkan :
·
Terdapatnya
bermacam-macam ukuran butir dari batuan asal nya
·
Proses yang terjadi
selama sedimentasi terutama kompetensi aliran (kemampuan arus untuk membawa
suatu beban sesuai ukuran nya . jika ada beban yang lebih berat dari kemampuan
arus membawa maka beban tersebut
Dengan banyak
nya variasi ukuran butir tersebut maka perlu diadakan klasifikasi ukuran butir
. di kenal beberapa klasifikasi ukuran butir yang di buat oleh beberapa ahli .
diantara beberapa klasifikasi ukuran butir yang ada , skala penentuan ukuran
butir yang di ajukan oleh J.A Udden dan C.K Wentworth yang sering di gunakan ,
selanjut nya di sebut skala Udden-Wentworth sebagai skala geometri (1,2,4,8….)
. pada perkembangan selanjut nya di tambah skala aritmetik (1,2,3,4…) sebagai
unit phi ()
oleh W.C Krumbien , dimana phi merupakan transformasi logaritma dari skla
Udden-Wentworth yaitu ,
dengan d adalah ukuran butir dalam mm .
Tabel Skala dan
Konversi Ukuran Butir (modofikasi Wentworth , 1922 dalam Boggs , 2006)
Metode Cara Garfis
·
Koefisien
Sortasi (SO)
·
Skewness
(Sk)
·
Kurtosis
(K)
3.2 Analisis
Bentuk Krakal
Tekstur
sedimen mencakup ukuran butir , bentuk morfologi butir dan hubungan antar
butirnya . Dari parameter ukuran butir akan diketahui bagaimana koefisiensi
sortasi , distribusi nya dan variasi ukuran butir (kurtosis dan sekwness) .
berdasar hubungan antar butir diketahui tingkat kompaksi , kemas , kontak antar
butir dan porositas nya . sedangkan dari bentuk butir dapat diketahui bagaimana
proses yang telah berlangsung sehingga merubah bentuk morfologi butir nya .
bentuk butir merupakan fungsi dari litologi , ukuran partikel mekanisme dan
waktu atau durasi dari transportasi , energy dari media yang mentrasnpot
(contoh nya : air , angin) , serta sejarah transportasi dan deposisi .
·
Pengukuran
Bentuk Butir
·
Bentuk
(shape atau form)
·
Sphericity
()
·
Roundness
(Rd)
3.3 Analisa
Komposisi Butir Sedimen
Komposisi batuan seperti hal nya
tekstur dan struktur sedimen merupakan property mendasar dari batuan sedimen .
pada umum nya di pergunakan istilah mineralogy untuk merujuk dan
mengidentifikasi seluruh partikel atau butiran dalam batuan . batuan atau
sedimen silisiklastik adalah batuan yang tersusun oleh detrital yang berasal
dari batuan yang telah ada sebelum nya yang tertransportasi dan terdeposisi
melalui proses fisik . jenis partikel rombakan (detrital) berasal dari proses
disitegrasi fisika-kimia dari batuan asal (parent rock) . sebagian besar
detrital tersebut adalah partikel terrigenous silisiklastik yang di hasilkan
oleh proses pelapukan yang tersusun oleh mineral resisten atau fragmen batuan
atau mineral sekunder seperti mineral lempung dan juga hasil vulkanisme yang
menghasilkan partikel piroklastik dari luar cekungan pengendapan . beberapa
detrital dapat pula merupakan partikel nonklastik , seperti contohnya fragmen
cangkang atau klastika karbonat yang terbentuk dalam cekungan akibat ada nya
gangguan pada masa terumbu oleh gelombang .
Menurut Folk (1968) kelimpahan
butiran (mineral) dalam batuan sedimen di pengaruhi oleh factor :
·
Ketersediaan
·
Daya
tahan mekanik
·
Stabilitas
kimiawi partikel
Selain itu
factor lain yang dapat berpengaruh adalah :
·
Iklim
·
Relief
daerah asal batuan sumber
·
Proses
sedimentasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan
Lokasi utama dan pendukung (foto,arah sungai,keadaan system DAS sungai) “visual
dan narasi”
·
Lokasi HULU (data
utama) daerah nya di daerah desa minomartani kec.condong catur di kali kladoan
, lokasi nya agak curam tapi masih bisa di jangkau ,arah sungai nya menurun ke
bawah , arus sungai nya masih deras dan keadaan system DAS nya merupakan system
sungai orde 1
·
Lokasi tengah (data
pendukung) keadan lokasi nya masih bisa di jangkau dan untuk arah sungai nya
sudah mulai agak “mendatar” dan arus sungai nya agak deras , keadaan system DAS
nya merupakan system sungai orde 2 ,merupakan pertemuan kali kuning dan kali
opak
·
Lokasi Hilir (data
pendukung) desa sariharjo kec.imogiri keadaan lokais nya masih bisa di jangkau
dan bisa dibilang sungai nya termasuk stadia tua dimana aliran sungai nya
banyak terdapat gosong sungai , arus sungai nya sudah mulai tenang karena tidak
ada dorongan lagi , keadaan system DAS nya termasuk sungai induk karena dimana
sungai tempat penampunga air hujan dari atmosfir
4.2 Hasil Granulometri
·
Hasil Data HULU
NO.AYAKAN
|
NO.MESH
|
Ǿ (mm)
|
UKURAN BUTIR
TERTAMPUNG
|
BERAT FRAKSI
|
% BERAT
|
FREKUENSI KUMULATIF
|
1
|
20
|
0,850
|
>0,850
|
27 gram
|
27,054%
|
27,054
|
2
|
40
|
0,425
|
0,850 <x> 0,425
|
47,9 gram
|
47,995%
|
75,049
|
3
|
60
|
0,250
|
0,425 <x> 0,250
|
17,3 gram
|
17,334%
|
92,383
|
4
|
80
|
0,180
|
0,250 <x> 0,180
|
5,2 gram
|
5,210%
|
97,593
|
5
|
100
|
0,150
|
0,180 <x> 0,150
|
1,6 gram
|
1,603%
|
99,196
|
6
|
200
|
0,075
|
0,150 <x> 0,075
|
0,7 gram
|
0,701%
|
99,987
|
7
|
>200
|
|
|
0,1 gram
|
0,100%
|
99,997
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
∑= 99,8gram
|
|
|
·
Hasil Data Tengah
NO.AYAKAN
|
NO.MESH
|
Ǿ (mm)
|
UKURAN BUTIR
TERTAMPUNG
|
BERAT FRAKSI
|
% BERAT
|
FREKUENSI KUMULATIF
|
1
|
20
|
0,850
|
>0,850
|
20 gram
|
20,08%
|
20,08
|
2
|
40
|
0,425
|
0,850 <x> 0,425
|
30 gram
|
30,12%
|
50,2
|
3
|
60
|
0,250
|
0,425 <x> 0,250
|
30 gram
|
30,12%
|
80,32
|
4
|
80
|
0,180
|
0,250<x> 0,180
|
2,4 gram
|
2,41%
|
82,73
|
5
|
100
|
0,150
|
0,180 <x> 0,150
|
10 gram
|
10,04%
|
92,77
|
6
|
200
|
0,075
|
0,150 <x> 0,075
|
6,5 gram
|
6,52%
|
99,29
|
7
|
>200
|
|
|
0,7 gram
|
0,70%
|
99,99
|
|
|
|
|
∑= 99,6gram
|
|
|
·
Hasil Data Hilir
NO.AYAKAN
|
NO.MESH
|
Ǿ (mm)
|
UKURAN BUTIR
TERTAMPUNG
|
BERAT FRAKSI
|
% BERAT
|
FREKUENSI KUMULATIF
|
1
|
20
|
0,850
|
Ø 0,850
|
28,1 gram
|
28,2%
|
28,2
|
2
|
40
|
0,425
|
0,850 <x> 0,425
|
44,2 gram
|
44,4%
|
72,6
|
3
|
60
|
0,250
|
0,425 <x> 0,250
|
16,2 gram
|
16,3%
|
88,9
|
4
|
80
|
0,180
|
0,250 <x> 0,180
|
7,9 gram
|
7,9%
|
96,8
|
5
|
100
|
0,150
|
0,180 <x> 0,150
|
1,1 gram
|
1,1%
|
97,9
|
6
|
200
|
0,075
|
0,150 <x> 0,075
|
1,3 gram
|
1,3%
|
99,2
|
7
|
>200
|
<0,075
|
|
0,7 gram
|
0,7%
|
99,9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
∑= 99,5gram
|
|
|
·
Interpretasi data utama
dan data pendukung
HULU
Tekstur butir
sedimen di daerah hulu yang paling dominan berukuran besar dan bentuk nya masih
meruncing very angular- angular-sub angular, agen transportasi nya adalah air
karena masih di daerah sungai , proses deposisi nya terjadi karena arus sudah
tidak bisa membawa partikel sedimen yg ukuran nya besar sehingga partikel di endapkan
di daerah hulu .
TENGAH
Tekstur butir
sedimen di daerah tengah yang paling dominan berukuran sedang-kecil dan bentuk nya dari angular- sub angular-sub
rounded ,agen transportasi nya adalah air karena masih di daerah sungai ,
proses deposisi nya terjadi karena arus sudah tidak bisa membawa partikel
sedimen yg ukuran nya lebih besar sehingga partikel di endapkan di daerah
tengah , di bawah hulu dan di atas hilir .
HILIR
Tekstur butir
sedimen di daerah hilir yang paling dominan berukuran kecil-sedang dan bentuk
nya sub rounded-rounded , agen transportasi nya adalah air karena masih di
daerah sungai , proses deposisi nya terjadi karena di daerah ini arus sudah
tenag tidak ada dorongan atau gaya lagi sehingga partikel sedimen di endapkan
di daerah hilir atau dekat pantai seperti delta .
4.3 Hasil
analisa bentuk butir kerakal
·
Hasil Data Hulu
NO.
CONTOH
|
VOL.2-VOL.1
|
BENTUK
|
SUMBU
|
b/a
|
c/b
|
Roundness
(kebundaran)
|
Sph
|
||
L=a
|
I-b
|
S=c
|
|||||||
1
|
170 ml
|
Triaxial
|
7,59
|
4,22
|
2,66
|
0,55
|
0,63
|
Low sphericity rounded
|
0,58
|
2
|
40 ml
|
Prolate
|
10,23
|
6,28
|
4,49
|
0,61
|
0,71
|
Low sphericity sub rounded
|
0,67
|
3
|
70 ml
|
Equaxial
|
5,98
|
5,52
|
4,62
|
0,92
|
0,83
|
High sphericity rounded
|
0,86
|
4
|
100 ml
|
Prolate
|
7,66
|
4,69
|
4,37
|
0,61
|
0,93
|
Low sphericity rounded
|
0,80
|
5
|
90 ml
|
Equaxial
|
7,69
|
5,38
|
3,96
|
0,70
|
0,75
|
Low sphericity sub rounded-rounded
|
0,72
|
NO.
CONTOH
|
VOL.2-VOL.1
|
BENTUK
|
SUMBU
|
b/a
|
c/b
|
Roundness
(kebundaran)
|
Sph
|
||
L=a
|
I-b
|
S=c
|
|||||||
6
|
90 ml
|
Equaxial
|
7,04
|
4,83
|
3,82
|
0,69
|
0,79
|
High sphericity sub angular-sub rounded
|
0,75
|
7
|
90 ml
|
Equaxial
|
6,73
|
5,93
|
4,58
|
0,88
|
0,77
|
High sphericity sub rounded-rounded
|
0,80
|
8
|
60 ml
|
Equaxial
|
5,67
|
5,13
|
3,99
|
0,90
|
0,78
|
High sphericity rounded
|
0,81
|
9
|
130 ml
|
Oblate
|
8,67
|
6,69
|
4,28
|
0,77
|
0,64
|
High sphericity rounded
|
0,67
|
10
|
80 ml
|
Equaxial
|
6,17
|
5,16
|
4,87
|
0,84
|
0,94
|
High sphericity sub angular-sub rounded
|
0,90
|
NO.
CONTOH
|
VOL.2-VOL.1
|
BENTUK
|
SUMBU
|
b/a
|
c/b
|
Roundness
(kebundaran)
|
Sph
|
||
L=a
|
I-b
|
S=c
|
|||||||
11
|
100 ml
|
Equiaxial
|
7,06
|
5,93
|
4,08
|
0,84
|
0,69
|
High sphericity sub rounded
|
0,74
|
12
|
10 ml
|
Equiaxial
|
7,03
|
6,64
|
4,87
|
0,94
|
0,73
|
High sphericity sub rounded
|
0,80
|
13
|
80 ml
|
Prolate
|
7,86
|
4,63
|
3,63
|
0,59
|
0,78
|
Low sphericity sub angular-sub rounded
|
0,71
|
14
|
120 ml
|
Equiaxial
|
8,03
|
6,14
|
4,57
|
0,76
|
0,74
|
Low sphericity sub rounded-rouded
|
0,75
|
15
|
120 ml
|
Equaxial
|
8,36
|
4,99
|
4,48
|
0,60
|
0,90
|
Low sphericity sub rounded
|
0,78
|
NO.
CONTOH
|
VOL.2-VOL.1
|
BENTUK
|
SUMBU
|
b/a
|
c/b
|
Roundness
(kebundaran)
|
Sph
|
||
L=a
|
I-b
|
S=c
|
|||||||
16
|
140 ml
|
Equiaxial
|
7,38
|
6,93
|
4,98
|
0,94
|
0,72
|
High sphericity sub rounded
|
0,78
|
17
|
110 ml
|
Equiaxial
|
8,53
|
5,39
|
4,06
|
0,63
|
0,75
|
Low sphericity sub rounded
|
0,71
|
18
|
150 ml
|
Equiaxial
|
7,43
|
5,86
|
5,33
|
0,79
|
0,91
|
High sphericity sub rounded
|
0,87
|
19
|
140 ml
|
Equiaxial
|
6,92
|
6,03
|
5,89
|
0,87
|
0,98
|
High sphericity sub rounded
|
0,94
|
20
|
160 ml
|
Equaxial
|
8,59
|
6,42
|
5,83
|
0,75
|
0,91
|
High sphericity sub rounded
|
0,85
|
·
Hasil Data Tengah
NO.
CONTOH
|
VOL.2-VOL.1
|
BENTUK
|
SUMBU
|
b/a
|
c/b
|
Roundness
(kebundaran)
|
Sph
|
||
L=a
|
I-b
|
S=c
|
|||||||
1
|
40 ml
|
Oblate
|
4,5
|
5,2
|
3,2
|
1,15
|
0,61
|
High sphericity sub angular
|
0,892
|
2
|
70 ml
|
Oblate
|
5,6
|
7,6
|
3,4
|
1,35
|
0,60
|
Low sphericity sub rounded
|
0,647
|
3
|
60 ml
|
Prolate
|
6,9
|
4,5
|
3
|
0,652
|
0,66
|
Low sphericity rounded
|
0,578
|
4
|
60 ml
|
Equiaxial
|
4,2
|
5,7
|
4,8
|
1,35
|
0,84
|
High sphericity sub angular
|
0,987
|
5
|
100 ml
|
Oblate
|
4,9
|
10,1
|
3,6
|
2,061
|
0,35
|
Low sphericity rounded
|
0,639
|
·
Hasil Data Hilir
NO.
CONTOH
|
VOL.2-VOL.1
|
BENTUK
|
SUMBU
|
b/a
|
c/b
|
Roundness
(kebundaran)
|
Sph
|
||
L=a
|
I-b
|
S=c
|
|||||||
1
|
80 ml
|
Equiaxial
|
5,89
|
4,18
|
4,50
|
0,70
|
1,07
|
Sub angular
|
0,94
|
2
|
25 ml
|
Prolate
|
5,43
|
2,74
|
2,90
|
0,50
|
1,05
|
Angular
|
0,83
|
3
|
105 ml
|
Equiaxial
|
5,99
|
5,82
|
4,40
|
0,97
|
0,75
|
Very angular
|
0,82
|
4
|
70 ml
|
Equiaxial
|
7,10
|
5,73
|
3,90
|
0,80
|
0,68
|
Sub rounded
|
0,72
|
5
|
100 ml
|
Equaxial
|
7,89
|
5,29
|
4,07
|
0,67
|
0,76
|
Sub angular
|
0,73
|
·
Interpretasi data utama
dan data pendukung
HULU
4.4 Hasil
analisa komposisi butir sedimen
·
Hasil Data Hulu
No. Medan Pandang
|
Mineral Ringan
|
Roundness
|
|||
Kuarsa (Q)
|
Feldspar(F)
|
Batuan Fragmen(L)
|
Jumlah
|
||
1
|
10
|
5
|
6
|
21
|
Very angular
Very angular
Very angular
Very angular
Very angular
Angular
Very angular
Very angular
|
2
|
5
|
5
|
19
|
29
|
|
3
|
6
|
5
|
12
|
23
|
|
4
|
3
|
4
|
17
|
24
|
|
5
|
23
|
21
|
83
|
127
|
|
6
|
31
|
24
|
27
|
82
|
|
7
|
25
|
12
|
21
|
58
|
|
8
|
18
|
17
|
22
|
57
|
|
9
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
121
|
93
|
207
|
421
|
NO.
|
MINERAL
|
FREKUENSI
|
%
|
SIMP.BAKU
|
%+SIMP.BAKU
|
1
|
Kuarsa
|
121
|
28,74
|
4,3
|
33,04
|
2
|
Feldspar
|
93
|
22,1
|
4
|
26,10
|
3
|
Lithik
|
207
|
49,17
|
4,9
|
54,07
|
|
|
|
|
|
∑=113,21
|
·
Hasil Data Tengah
No. Medan Pandang
|
Mineral Ringan
|
Roundness
|
|||
Kuarsa (Q)
|
Feldspar(F)
|
Batuan Fragmen(L)
|
Jumlah
|
||
1
|
11
|
4
|
13
|
28
|
Low sphericity sub angular
|
2
|
4
|
3
|
12
|
19
|
|
3
|
7
|
6
|
7
|
20
|
|
4
|
6
|
2
|
5
|
13
|
|
5
|
5
|
3
|
24
|
32
|
|
6
|
24
|
18
|
25
|
67
|
|
7
|
13
|
15
|
45
|
73
|
|
8
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
70
|
51
|
131
|
252
|
NO.
|
MINERAL
|
FREKUENSI
|
%
|
SIMP.BAKU
|
%+SIMP.BAKU
|
1
|
Kuarsa
|
70
|
27,78
|
2,5
|
30,28
|
2
|
Feldspar
|
51
|
20,24
|
2
|
22,24
|
3
|
Lithik
|
131
|
52
|
3,4
|
55,40
|
|
|
|
|
|
∑=107,92
|
·
Hasil Data Hilir
No. Medan Pandang
|
Mineral Ringan
|
Roundness
|
|||
Kuarsa (Q)
|
Feldspar(F)
|
Batuan Fragmen(L)
|
Jumlah
|
||
1
|
2
|
4
|
50
|
56
|
Low sphericity sub rounded
|
2
|
9
|
6
|
70
|
85
|
|
3
|
15
|
9
|
88
|
112
|
|
4
|
8
|
3
|
75
|
86
|
|
5
|
13
|
7
|
75
|
95
|
|
6
|
11
|
10
|
70
|
9
|
|
7
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
58
|
39
|
428
|
525
|
NO.
|
MINERAL
|
FREKUENSI
|
%
|
SIMP.BAKU
|
%+SIMP.BAKU
|
1
|
Kuarsa
|
58
|
11,05
|
3%
|
14,05%
|
2
|
Feldspar
|
39
|
7,43
|
2%
|
9,45%
|
3
|
Lithik
|
428
|
81,5
|
3%
|
84,5%
|
|
|
|
|
|
∑=108
|
·
Interpretasi data utama
dan data pendukung
4.5 Interpretasi
mekanisme sedimentasi pada system sungai data utama dan data pendukung
No comments:
Post a Comment